Jumat, 17 September 2010

Rahasia Selma


Berbeda dengan Kumpulan cerpen Linda Christanty yang pertama, Kuda Terbang Maria Pinto (KTMP) yang dari segi cover terkesan murung, suram dan kelam, buku kumpulan cerita terbaru Linda christanty , Rahasia Selma, terlihat sangat centil dengan menampilkan sepasang kaki gadis kecil berstoking hijau muda bunga-bunga mengenakan sepatu sandal, terlihat ngejreng dengan warna kuning yang dominan. Saya tidak peduli anggapan orang yang berada di gerbong kereta api ekonomi jurusan Bandung-cianjur ketika saya membaca buku dengan cover centil itu, lelaki lain mungkin akan risih untuk membacanya di depan umum, atau gengsi, tapi bagi saya, kesebelas cerita yang terdapat pada buku ini jauh lebih menarik daripada sekedar cover yang bisa di sampul kapan saja.

Tidak Secentil Covernya

Kita akan sangat menikmati pengembaraan Linda christanty dalam ceritanya yang sedikit miris, kejam bahkan nakal.

Kadang-kadang aku berdoa agar ibu cepat mati... (Menunggu ibu, hal.25) adalah kalimat pertama dari faragrap terakhir cerpen Menunggu Ibu, bercerita mengenai seorang anak yang tinggal bersama ibunya yang memiliki gangguan kejiwaan. Kemirisan yang di alami tokoh-tokohnya bisa juga di baca di dalam cerpen Kupu-Kupu Merah Jambu, Mercusuar, Kesedihan. Kita memang tidak akan menitikan air mata setelah membacanya, tapi diam-diam jiwa kita telah terperangkap, tidak bisa kemana-mana seperti kupu-kupu kecil merah jambu yang tidak lagi memiliki sayap.

Anak-Anak Yang Berjuang Sendiri Melawan Sunyi

Jika dalam KTMP. Linda christanty banyak bercerita mengenai perjuangan aktivis dan politik sebagai latar belakang cerita, dalam Rahasia Selma Linda banyak menghadirkan cerita tentang anak-anak yang berjuang sendiri melawan sunyi.

Seperti seorang anak yang senang bertengger diatas dahan pohon kersen seraya membaca komik yang ia pinjam dari salah seorang saudaranya, dengan persyaratan yang membuat si anak demam dan kesulitan untuk buang air kecil. Pun dalam cerpen Rahasia Selma, Selma sampai harus pergi ke lembah walau di larang keras oleh ibunya, sekedar untuk mencari kura-kura dan berharap menemukan teman baru disana.

Puitis, Pengembaraan Dan Perlawanan atas ketidakadilan

Ada benang merah yang menghubungkan kumpulan cerita Rahasia Selma dengan KTMP. meskipun sebagian cerita dalam buku ini adalah cerita-cerita lama yang belum sempat di masukan ke dalam buku KTMP. Yaitu bahasa Linda christanty yang puitis, halus, serta adanya perlawanan atas ketidak adilan yang di alami para tokohnya, juga pengembaran Linda Christanty yang akan membawa kita pada berbagai jazirah dan imaji.

Ketika ayahnya menyerah pada Izroil di malam itu, dia bercinta dengan sebuah jazirah gelap di utara (Jazirah di utara, hal. 95)

MENJELANG senja Yosef Legiman melihat Maria Pinto mengarungi langit dengan kuda terbang. Angin tiba-tiba menggeliat bangkit dan mendesis. Udara menjelma mantra ganjil yang berdengung dalam bahasa sihir; wangi, membius segala yang bergerak dan keras kepala... (Kuda terbang Maria Pinto, 2004)

Hampir pada semua cerpen Linda christanty, terutama Mercusuar, serta Para Pencerita, sisi kemanusiaan kita akan tersentuh, tanpa kesan kita sedang di gurui, seperti kata Sutardji calzoum bachri, Linda menghadirkan tema kemanusiaan tanpa menyerahkan sastra ke bawah telapak kaki penindasan pesan.

Cerita-cerita dalam buku Rahasia Selma sangat segar, meskipun saya tahu Linda christanty tidak menghadirkan cerpen-cerpennya yang lain dalam buku ini, masih ada beberapa cerpen yang belum ia masukan, salah satunya adalah cerpen yang di terbitkan di jurnal Prosa, Penyair Terkutuk.

Semoga di buku kumpulan cerita selanjutnya kita bisa menikmati cerita-cerita Linda christanty yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar