Jumat, 17 September 2010

Adikku Yang Nakal








Penulis: Dorothy Edwards
Penerbit: Gramedia Jakarta
Alih bahasa: Listiana
ilustrasi: Shirley Hughes
Cetakan kedua: Januari 1984
Halaman: 92
Berat Buku: 110.00 (gram)
Dimensi(LxP): 20 x 13

My noughty little sister, adalah sebuah buku cerita anak-anak yang ditulis oleh seorang penulis buku anak asal Inggris, Dorothy Edwards (6 November 1914 – 1982), aku menemukan buku ini secara tidak sengaja di gudang, setelah aku selamatkan ke tempat yang aman dan aku baca, ternyata ceritanya asyik juga, bercerita mengenai seorang adik yang luar biasa nakal, menggemaskan, cerdas dan aktif. Setelah aku browsing di internet barulah aku tahu kalau Di Indonesia ada tiga judul buku atau edisi yaitu "Adikku Yang Nakal", "Teman-teman Adikku Yang Nakal", dan "Adikku Yang Nakal dan Harry Bengal."

Sebuah buku anak yang lezat, ada yang mau baca? Daku tulis chapter pertamanya ya .. bagian satu, 

 
MENANGKAP IKAN
 
Pada suatu hari, waktu aku masih kecil, dan adikku masih kecil sekali,beberapa temanku datang ke rumah. Mereka bertanya kepada Ibu, apakah aku boleh ikut menangkap ikan bersama mereka.

Mereka membawa botol selai yang diikat dengan tali, dan jaring penangkap ikan, dan roti dan limun.

Ibu menjawab "Ya" -aku boleh ikut mereka . Ibu mengambilkan botol selai dan jaring penangkap ikan dan roti untukku.

Adikku yang nakal bekata, "Aku mau ikut! Aku mau ikut!" Dia merengek terus, sehingga ibu akhirnya mengajaknya.

Ibu lalu mengambilkan roti untuk adikku. Taoi adikku tidak di beri botol selai, karena kata ibu ia masih terlalu kecil dan belum boleh bermain dekat sungai. Ibu memberi adikku sebuah keranjang kecil karena dia senang mengumpulkan batu. Dan ibu memberiku sebotol besar limun, untuk kami berdua.

Ibu berkata, "Jaga adikmu baik-baik. Tidak boleh dia bermain-main dekat sungai."

"Baik bu, aku berjanji," jawabku.

Kami berangkat menuju sungai kecil. Di sana kami membuka sepatu dan kaus kaki, lalu turun ke sungai untuk menangkap ikan dengan jaring kami. Botol selai kami penuhi air. Botol itu untuk tempat ikan nanti, kalau kami sudah menangkapnya. Dan kami berkata kepada adikku yan nakal, "Kau tak boleh ikut. Nanti kau basah."

Lama sekali kami menjaring. Tapi tak seekor ikan pun berhasil kami tangkap. Seekor ikan kecil pun tidak. Tiba-tiba seorang temanku laki-laki berkata, "Lihat, adikmu ikut turun ke sungai!"

Tahukah kau, adikku yang nakal itu masuk ke sungai dengan masih memakai sepatu dan kaus kakinya dan dia mencoba menangkap ikan dengan keranjang kecilnya.

"Ayo naik," kataku, dan dia menjawab, "Tidak."

"Ayo cepat naik," kataku, dan dia menjawab, "Tidak mau."

"Kau sudah basah," kataku, dan dia berkata, "Biar." Nakal ya, dia?

Aku kemudian berkata, "Kalau begitu kau akan kuangkat." Adikku berusaha lari dalam air. Tapi dia terjatuh.

Roknya basah, celananya basah, sepatunya basah, kaus kakinya basah, rambutnya basah dan pita rambutnya juga-semuanya basah kuyup.

Adikku menangis menjerit-jerit.

Kami mengangkatnya dari sungai dan berkata . "Aduh, dia bisa masuk angin." Kami lalu membuka roknya yang basah, dan juga celananya, pita rambutnya, sepatunya dan kaus kakinya. Semuanya kami jemur di atas semak, agar kering. Sementara pakaiannya dijemur, adikku di pinjami kemeja temanku.

Adikku masih menangis terus.

Jadi kami memberinya limun dan limun itu ditumpahkannya di atas rumput.

Lalu salah seorang temanku memberinya jeruk dan temanku yang lain memberinya permen loli. Dan ketika adikku sedang asyik makan permennya, kami mengambil pakaiannya dari semak-semak dan membawanya berlari-lari, sampai kering. Ketika kami akan memakaikan pakaiannya lagi, adikku menjerit-jerit. Dia tidak mau! Tapi akhirnya kami berhasil juga memakaikan pakaiannya, lalu kami pulang.

Di rumah Ibu berkata, "Oh, adikmu jatuh ke sungai. kau kurang hati-hati menjaganya."

"Bagaimana ibu tahu? Kan pakaiannya sudah kami keringkan."

"Ah, ya. Tapi kalian tidak menyetrikanya." memang rok adikku kusut sekali.

Ibu berkata, sebagai hukuman, aku tidak akan mendapat puding, sehabis makan nanti. Dan adikku harus langsung tidur siang dan minum segelas susu panas.

Ibu berkata kepada adikku, "Nakal benar kau, masuk ke sungai."

Dan adikku yang nakal tidak menjawab, " Aku tak akan melakukannya lagi. Di sungai basah sekali."

Tapi, waktu ibu membuang batu-batu dari keranjang adikku, dia menemukan seekor ikan kecil di dasar keranjang. Adikku yang menangkapnya! []

Hahaa... bagaimana cerita adikku yang nakalnya? seru kan, Menurutku, sang adik tidak begitu nakal sih, ya kenakalan anak-anaklah, seperti mencuri arbei, menginjak-injak benih bunga yang baru tumbuh, membuat kue dari tanah liat, meneriaki anak-anak yang pulang sekolah dari balik pagar, memanjat pohon apel.. Namun, sang adik juga seorang yang setia kawan, senang berkawan dengan orang baru, senang bergaul, cerdas, senang membuat orang lain bahagia, bisa di baca di chapter 10, Adikku yang nakal merajut, chapter 12, Adikku yang nakal ke sekolah, dan di beberapa chapter lainnya.

Aku memang senang dengan buku-buku anak, selain buku-bukunya Dorothy Edwards, aku juga paling senang dengan cerita-cerita HC. Andersen!

Yaudah, kalau ada yang mau pinjam bukunya, silahkan saja, asal jangan lupa mengembalikan ya, beda lho, meminjam dengan meminta.. hihi.. pengalaman banget deh.. ^_^

salam

0 komentar:

Posting Komentar