tag:blogger.com,1999:blog-13807123410664834282024-03-05T11:55:15.075-08:00MATAHARIKenangan, perjuangan, harapanKhoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.comBlogger62125tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-32534833856269653172014-01-08T20:55:00.000-08:002014-01-08T20:59:53.103-08:00Kereta: Kendaraan Paling Religius<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsxGYnu-p1vGa2iEoboiWi2PjhBiYjop47kc2t5HhVNHc9EFUAh-wNjqjo-auau7BIBQQkHCJI_-9BqEvd1ugeSer0ulqEzcdivNfuL4J3wyHGdtVel6tCNCkwwrq7a4I04EhUBCdJIg/s1600/url.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsxGYnu-p1vGa2iEoboiWi2PjhBiYjop47kc2t5HhVNHc9EFUAh-wNjqjo-auau7BIBQQkHCJI_-9BqEvd1ugeSer0ulqEzcdivNfuL4J3wyHGdtVel6tCNCkwwrq7a4I04EhUBCdJIg/s1600/url.jpeg" height="240" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Naik kereta api tuut, tuut, tuut, siapa hendak turut..</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i>
Kereta
api Sukabumi-Bogor sudah mulai beroperasi kembali pada akhir tahun
2013. Setelah sempat mati suri, menyebabkan saya harus naik kendaraan
coolt mini yang tidak seromantis dan sepuitis naik kereta jika akan
pergi ke kampung halaman di Bogor. Ingatan saya tentang kereta bangkit.
Saya mulai mencari tahu, berapa jenis kereta yang saya kenal dalam hidup
saya? Kereta api, kereta kuda, kereta bayi, kereta malam, kereta pagi
atau kereta jenazah? Saya tidak tahu apakah ketika masih bayi saya
pernah menggunakan kereta bayi atau tidak, sebagaimana bayi-bayi yang
terlahir di kampung nun jauh di kaki gunung salak barangkali saya hanya
merasakan naik ayunan yang terbuat dari kain batik panjang, atau dalam
bahasa sunda disebut kain kebat. Istilahnya di <i>ais</i>, satu kata tiga huruf yang jika di bolak-balik akan menjadi kata yang memiliki makna sendiri, asi, isa, sai, sia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kereta
pagi adalah judul puisi yang saya tulis dalam perjalanan ke Bandung,
saya masih ingat, empat atau lima tahun lalu naik kereta api dari
Cianjur ke Stasiun Ciroyom-Bandung tiketnya hanya seribu lima ratus
rupiah, bandingkan dengan naik bus sekarang yang bisa mencapai 20 ribu
sampai ke Bandung dari Cianjur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kereta Pagi merupakan
judul puisi yang ada di buku kumpulan puisi saya, Anak-Anak lampu.
Belakangan saya sering mendengar orang-orang melantunkan lagu dangdut
dengan judul yang hampir sama dengan judul puisi yang saya tulis, Kereta
Malam. Belakangan saya tahu istilah kereta di Indonesia memiliki makna
berbeda dengan di Malaysia. Di sana kereta adalah sebutan untuk
kendaraan roda empat seperti mobil.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kereta merupakan
kendaraan yang saya anggap memiliki nilai spiritual paling kental,
paling religius, bila dibandingkan bus kota atau angkutan umum yang
tidak memiliki gerbong. Gerbong dalam rangkaian kereta api saya
analogikan bagian tubuh manusia yang disatukan oleh rantai kehidupan,
patuh mengikuti gerbong utama yang dikemudikan sang masinis. Kemana pun
pergi selalu bersama-sama agar tidak ketinggalan untuk tiba di tempat
tujuan, sebuah stasiun keberangkatan atau bisa juga stasiun
persinggahan. Sitok Srengenge menulis: <i>andai akulah gerbong itu, akan kubawa kau dalam seluruh perjalananku</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kereta
merupakan kendaraan yang akan menjemput dan mengantarkan kita pada
kehidupan yang baru. Masih ingat kereta yang digunakan Harry Potter dan
kawan-kawannya yang bisa menembus tembok lalu terbang di atas awan
menuju sebuah kastil tempat mereka akan belajar? Kereta, terutama kereta
api bisa juga menjadi indikasi sejauh mana suatu Negara telah mencapai
tingkat perkembangan dalam transportasi. Di Jepang dan Eropa misalnya,
kereta api monorel, kereta api super cepat dan kereta api bawah tanah
sudah menjadi transportasi massal anti macet dan anti lelet. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Alasan
utama saya mengatakan bahwa kereta merupakan kendaraan yang paling
religius, sebab hanya kereta, dalam hal ini kereta jenazah yang
keberadaannya selalu saya lihat di masjid atau mushola di tiap kecamatan
dan desa. Bahkan di masjid tempat biasa saya shalat jumat, tempat
penyimpanan kereta jenazah itu berada di dalam masjid, di letakkan di
bagian atas lantai, hampir menyentuh atap. Di bawah kereta jenazah
itulah saya paling senang duduk sambil mendengarkan khotbah jumat, sebab
orang lain jarang ada yang mau duduk di bawah kereta jenazah. Kereta
jenazah yang terbuat dari rangkaian besi, sepertinya akan membuat
tulang-tulang di tubuh saya patah dan remuk apabila suatu ketika kereta
jenazah tiba-tiba jatuh menimpa saya yang sedang shalat jumat di
bawahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Masinis,
juru kemudi kereta, sering diibaratkan sebagai imam dalam shalat
berjamaah. Guru mengaji saya pernah mengatakan,bahwa orang-orang shaleh,
para sahabat akan mengisi gerbong utama bersama sosok yang mereka cinta
kelak di akhirat. Dalam dunia sastra banyak juga yang menjadikan kereta
sebagai inspirasi menulis sajak. Seperti Chairil Anwar yang menuliskan
kereta bak jerit lengking kedukaan . Atau Wan Anwar, yang menulis: <i>jika timur itu hari depan, mengapa laju kereta kembali ke masa silam</i> ( Pertanyaan di stasiun kereta) </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kereta
merupakan kenangan, masa kini dan harapan. Rumah saya berada di
pinggir rel kereta api. Subuh hari, ketika saya masih kanak dan
saudara-saudara saya masih lajang dan nenek dan ibu saya di kampung
masih kuat berjalan, merupakan saat paling istimewa bagi kami berjalan
menyusuri remang lampu jalan dan gulita rel malam menuju stasiun
keberangkatan. Pada masa itu, rumah nenek dijadikan transit untuk pergi
ke stasiun. Keberangkatan di dalam laju kereta pagi menuju kampung
halaman di kaki gunung terasa menyenangkan dan tanpa hambatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-di tulis di Ruangan UKM Masyarakat Kampus Cinta Seni Al-Azhary (MASKA CS)</div>
<div style="text-align: justify;">
2014</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-23832134193664171552013-12-11T20:07:00.002-08:002013-12-11T20:08:10.691-08:00Puisi Sapu Lidi dan sebuah Catatan Apresiasi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
Kemarin pagi saya terjaga dengan tenggorokan yang sakit sekali, bukan minum obat atau apa, saya malah menulis puisi di ponsel yang langsung terhubung dengan FB. Tiga jam yang lalu, puisi yang saya tulis di status FB itu memperoleh apresiasi dari Kawan saya, saudara Moh. Ghufron Cholid berupa catatan tentang puisi sapu lidi. Bagus buat pembelajaran esai apresiasi puisi di sekolah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<b><br /></b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<b>Sapu Lidi</b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br />
serba kurus<br />
hai diriku yang<br />
terikat waktu<br />
serba berdebu<br />
bumi kotor<br />
di jari-jariku,<br />
jari-jari panjang<br />
kami<br />
<br />
hanya ini<br />
kesetiaan si kurus<br />
pada sepi<br />
dan sampah biru<br />
hanya pohon sagu<br />
yang tahu<br />
kapan diriku<br />
kembali ke haribaan<br />
<br />
tapi kami hanya<br />
bagian kecil<br />
dari komedi yang<br />
dipertunjukan<br />
saban hari<br />
rumah sudah jadi<br />
milik si batang besi<br />
yang kami punya,<br />
yang diriku miliki<br />
hanya sampah biru<br />
yang kata mereka<br />
tidak berguna<br />
<br />
diriku marah pada<br />
ibunda..<br />
<br />
Ibunda menjual rumah,<br />
tanah, dan santap pagi<br />
kami..<br />
<br />
2013</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<b>BELAJAR MEMBACA GETIR NASIB PADA SAPU LIDI </b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
(Sebuah Apresiasi Atas Puisi Sapu Lidi Khoer Jurzani) </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
Oleh Moh. Ghufron Cholid </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
Sebuah ironi yang coba disampaikan lewat puisi, sebuah pemberontakan yang coba disisipkan dalam sapu lidi. </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
Sapu lidi adalah potret kehidupan yang tak pernah lepas dari yang namanya sampah, begitu dekat, begitu karib. Sapu lidi ditiupkan ruh personifikasi, seolah begitu hidup, begitu degup yang jika disenyawakan bisa dimaknai masyarakat berstatus di bawah garis kemiskinan. Masyarakat yang hidupnya serba susah, yang dalam detiknya dihantui resah. Masyarakat yang juga bagian dari anak bangsa, masyarakat yang juga memiliki hak tertawa dan hidup layak. </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<b>SAPU LIDI DAN HARAPAN YANG TERKUBUR </b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
Sapu lidi begitulah Khoer Jurzani menamai puisinya, puisi yang ia percaya untuk mewakili risalah hatinya dan risalah hati kaumnya, risalah hati yang selalu ingin ikut merasakan kebahagiaan yang layak disandang bagi masyarakat yang memiliki negara dengan kekayaan alam yang serba melimpah. Sapu lidi, ia sadari sebagai sesuatu yang begitu kecil, begitu tak berdaya dan begitu mengenal nasib dan pengabdiaannya. Sebagai sapu, ia begitu paham tentang hidup yang penuh getir yang kerap menyapa, sebagai sapu ia tak pernah bisa berkelit dan menghindar dari sampah. Sebagai sapu, terus saja tak bisa tinggal diam untuk terus membersihkan sampah betapapun luka harus selalu ditanggung sebab membersihkan sampah adalah hal paling menyenangkan. Sebagai sapu lidi yang begitu sadar akan kurus yang disandang, ia tak mau tegak sendiri, ia selalu hidup bersama bersatu padu. Persatuan adalah bekal keberhasilan begitulah sapu lidi hendak mengajarkan hidup. </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<b>SAPU LIDI YANG MENGGUGAT LEWAT KESATU PADUAN YANG DIBANGUN </b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
Hidup adalah salah satu cara menyusun kekuatan lewat persatuan, lewat tolong menolong, lewat gotong royong, begitulah sapu lidi dihadirkan untuk menyegarkan tentang ingatan yang mulai dilupakan. Walau sapu lidi begitu kurus sapu lidi tak pernah putus asa, sapu lidi terus berjuang membersihkan sampah. Ada yang semakin miris dan semakin mengiris, rumah-rumah sudah dimiliki oleh pagar besi, rumah-rumah sudah tak memerlukan sapu lidi, rumah-rumah sudah melupakan jasa sapu lidi. Sapu lidi betapapun semangat membina persatuan, betapapun besar pengabdian dalam membersihkan sampah, tetap hanya sapu lidi yang begitu kecil dan begitu mudah dilupakan. Sapu lidi terus menggugat nasibnya namun teriakannya serupa kapas diterbangkan angin. Sapu lidi hanya bisa tertunduk menyaksikan rumah-rumah yang dulu begitu akrab dengan kehidupan yang sapu lidi jalani, telah berubah menjadi rumah-rumah yang begitu asing. </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14.666666984558105px; line-height: 20px;">
Sampang, 12 Desember 2013</div>
</div>
Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-81406977251425505902013-12-05T23:00:00.001-08:002013-12-05T23:00:13.872-08:00Poem For Nelson Mandela<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
<span style="background: white;"><br />Khoer Jurzani</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
<span style="background: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
<span style="background: white;">Light's flames in your eyes</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
to: Nelson Mandela</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
<span style="background: white;">i
don't know if morning will be so quiet,</span><br />
<span style="background: white;">after we spent the
bitter night,</span><br />
<span style="background: white;">it was not too
quiet night</span><br />
<br />
<span style="background: white;">light's flames in
your eyes,</span><br />
<span style="background: white;">doesn't enough to
made my night glowing,</span><br />
<span style="background: white;">maybe it needs five
or ten more lights,</span><br />
<span style="background: white;">so loneliness that
stayed in every corner in my self</span><br />
<span style="background: white;">can be lessened</span><br />
<br />
<span style="background: white;">i want along the
nights</span><br />
<span style="background: white;">we go around,
talking about everything</span><br />
<span style="background: white;">or about your
escape--it doesn't matter</span><br />
<span style="background: white;">u were wearing
tattered shoes and faded jeans</span><br />
<span style="background: white;">then i'll shed</span><br />
<span style="background: white;">thickest
yearning--it's like coffee's colour</span><br />
<span style="background: white;">that you've ordered
from a Sir called night</span><br />
<br />
<span style="background: white;">but what for i know
who your name</span><br />
<span style="background: white;">if i am going to
lose in the end</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
<span style="background: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;">
<span style="background: white;">2011</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjieA4-BhcGmuc8WRUtghLjp6tA1EbTOJ0FtGFqWq7e7RC_iOimEB-n6y6csvReFfcM2FDYDNWwOh-eDhcN9N_izpBfG1oO-ONdYTqKbEIPW9bYDjZ9-73FohavbHhyEFifYrMBX0JqWA/s1600/nelson+mandela.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjieA4-BhcGmuc8WRUtghLjp6tA1EbTOJ0FtGFqWq7e7RC_iOimEB-n6y6csvReFfcM2FDYDNWwOh-eDhcN9N_izpBfG1oO-ONdYTqKbEIPW9bYDjZ9-73FohavbHhyEFifYrMBX0JqWA/s320/nelson+mandela.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
</div>
Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-11316677654113847782013-08-20T08:13:00.002-07:002013-08-20T08:13:39.136-07:00Buku Puisi Khoer Jurzani : Tidak Ada Lagi Emily<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX84GrCEVi6zdf9cac3_cryclasGffrJ4FgFvptlLIbaAmMhKzYGQdK__9PBZQVhclPif0kykTG8uBx-IQPI68FobBiQH58QRs9ADJWKd8Ruh-MkRrWup3IoPC3wDGKm5e5BGo3o5LeQ/s1600/1098092_574506619280711_25887548_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX84GrCEVi6zdf9cac3_cryclasGffrJ4FgFvptlLIbaAmMhKzYGQdK__9PBZQVhclPif0kykTG8uBx-IQPI68FobBiQH58QRs9ADJWKd8Ruh-MkRrWup3IoPC3wDGKm5e5BGo3o5LeQ/s320/1098092_574506619280711_25887548_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">Michael Faraday bilang, Tiada yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Ketika salah satu Penerbit dari Malaysia menyetujui untuk menerbitkan naskah puisi saya, saya semakin percaya bahwa tidak ada satu hal pun di dunia yang sia-sia. 115 puisi yang saya tulis tahun 2009-2013 akhirnya bisa berkumpul dalam satu antologi. Puisi-puisi yang sempat saya bikin stensilan di tempat potocopyan, kemudian s</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">aya bagikan ke teman-teman saya, saya pajang ketika ada acara bedah novel, senang sekali ketika ada seorang pembeli yang menyodorkan uang lima ribu untuk membeli puisi yang saya cetak potocopy itu. Bukan nilai nominal yang saya kejar. Ketika buku puisi saya yang pertama, Senter Adam Kaisinan terbit, saya lebih senang memberikan buku tersebut kepada seorang anak Paket B atau setara SMP yang memiliki minat membaca tapi tidak memiliki akses untuk sekadar membeli buku, saya merasakan sendiri dulu betapa sulitnya memperoleh bahan bacaan. Saya juga senang membeli buku, bukan untuk saya baca sendiri, tapi untuk saya berikan dan pinjamkan kepada anak-anak didik saya di sekolah. Saya percaya jika satu kebaikan ditebar akan tumbuh beribu kebaikan. Maka ketika bulan Mei 2013 buku puisi saya yang kedua, berisi 60 puisi, pun diterbitkan oleh Komunitas Malaikat Bandung. Masih ada puisi-puisi yang saya tulis, sekitar 115 lebih puisi. Alhamdulilah puisi-puisi itu tidak terbengkalai. Puisi-puisi akan terus hidup. Meski kelak saya akan redup. Buku puisi Tidak Ada Lagi Emily bisa dipesan secara online. Akan hadir bulan September. Terimakasih kepada Kang <a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1534248783&extragetparams=%7B%22directed_target_id%22%3A0%7D" href="https://www.facebook.com/romyan.uyan.fauzan?directed_target_id=0" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;">M Romyan Fauzan</a> atas photo yang di ambil di Sanghyang Ratu - Jambi. Dan kepada semua kawan yang selalu memberikan dukungan buat saya. Terimakasih</span></div>
</div>
Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-48091417623152096392013-05-10T01:12:00.003-07:002013-05-10T01:12:47.489-07:00Buku Kumpulan Puisi Anak-anak Lampu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggxAD2KLlaYmVb-EYvAj8z49u5deV0xb77B2GJmhuBIrmIGKTqqZv9Z80kj8KtJLyBNQf2jOdaEDptXLQnHdH_YrrOHKgEf7kmpcQSXmi56lQq6-wvlb4VE4zPiUXk18vk5WyPZlhWfw/s1600/DSCN0415.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggxAD2KLlaYmVb-EYvAj8z49u5deV0xb77B2GJmhuBIrmIGKTqqZv9Z80kj8KtJLyBNQf2jOdaEDptXLQnHdH_YrrOHKgEf7kmpcQSXmi56lQq6-wvlb4VE4zPiUXk18vk5WyPZlhWfw/s320/DSCN0415.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Judul:
Anak-anak Lampu<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Penulis:
Khoer Jurzani<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Penerbit:
Komunitas Malaikat Bandung<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Tebal:
83 Hal. : 14x21 cm<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">ISBN:
978-602-18401-1-5<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Harga:
Rp. 35.000 (belum termasuk ongkos kirim bagi pemesan dari luar kota Cianjur dan
Sukabumi)<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Pesan
via inbok atau no ponsel Khoer Jurzani: 08572 3333 590<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<i><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Saya
ingin mempersembahkan puisi-puisi dalam buku ini untuk anak-anak yang berada di
dalam kamar sendiri seraya mendekap dada yang sesak. Anak-anak yang tidak dapat
merasakan bagaimana rasanya hidup di dalam keluarga normal, tidak bisa belajar
di sekolah formal, kesepian saat sendiri dan terasing dalam keramaian.
Anak-anak yang hanya terlihat di bawah cahaya lampu yang demikian remang dan
kembali tidak terlihat begitu beranjak menuju tempat gelap.</span></i><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<i><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;"> </span></i><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Khoer
jurzani, laki-laki kelahiran Bogor 22 maret 1987, yang dibesarkan di Sukabumi,
kemudian tahun 2011 memperoleh beasiswa untuk kuliah di STAI Al-azhary Cianjur,
mengambil jurusan Tarbiyah,<span class="apple-converted-space"> </span> kuliah
merupakan keinginan yang ia pendam selama kurang lebih lima tahun setelah ia
lulus Paket C atau setara SMA. Kuliah,memiliki kumpulan buku puisi merupakan
salah satu impian Khoer yang akhirnya tercapai.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Jika
dalam buku kumpulan puisi Senter Adam Kaisinan Khoer banyak menulis puisi yang
penuh dengan warna lokalitas sunda, mitologi, dongeng, dan hal-hal yang berbau
mistis dan surealis, seperti sosok ibu hamil yang digambarkan seperti balon
yang melendung, sayap, nyi pohaci, sumur bandung, dalam buku anak-anak lampu,
khoer banyak bercerita mengenai hal-hal kecil dalam keseharian, seperti
keluarga, dalam buku ini khoer beberapa kali menulis puisi untuk sang ibu,
Khoer pun menulis tema cinta, rumput, hujan, bintang, pulang, dengan
pengungkapan yang, seperti<span class="apple-converted-space"> </span> di
tulis Heru Joni Putra dalam pengantar, menggambarkan peristiwa lumrah dalam
kehidupan sehari-hari dengan bahasa, antara yang sederhana dan yang tidak
sederhana. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Bisa
dibilang, buku kumpulan puisi anak-anak lampu ini adalah penjelmaan dari buku
kumpulan puisi Khoer yang terbit terbatas pada tahun 2012, senter adam
kaisinan, ada 10 puisi yang pernah dimuat di buku senter adam kaisinan dari 60
puisi yang terdapat dalam buku anak-anak lampu. Ditulis dalam rentang waktu
enam tahun dari 2007-2012.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 10pt;">Buku
puisi anak-anak lampu bisa di pesan langsung ke Khoer Jurzani <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 12.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
</div>
Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-25337101713237842562012-10-10T22:04:00.002-07:002013-01-05T21:59:00.236-08:00Laki-laki Yang dikutuk Menjadi Wortel<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:DocumentProperties>
<o:Version>12.00</o:Version>
</o:DocumentProperties>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku adalah wortel orange di ladang papa. Menikmati warna
langit yang indah dan berseru setiap kali burung pipit dengan sayap kusam dan
kurang menarik terbang ke atas pohon nangka! Aku wortel orange yang
berpura-pura bahagia dengan apa yang diberi papa, papa tahu segalanya, papa
memberiku segalanya, tapi papa jauh sekali, kadang dekat juga, tapi papa
tidak pernah menampakkan dirinya, sama sekali tidak, papa hanya mendengar,
sesekali menghembuskan kasih sayang pada helai daun nangka kering kemudian jatuh
di atas tubuhku. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Acapkali aku merindukan aroma dari cahaya matahari yang
menempel dan terperangkap di kaos serta rambutmu. Acapkali ada perasaan sesak,
lebih sering lengang. Aku tidak kehilangan apa-apa, hanya
kesepian yang berulangkali memakasaku untuk lelap, dan bisu. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Aku merindukan dongeng kanak-kanak, aku ingin berteriak di
muka pabrik, di muka bapak presiden yang tercinta, kadang jelaga jatuh ke
pelupuk, dan aku tidak dapat melihat apa pun, dunia bagiku seperti warna abu
pada hari paling lesu. Aku sendiri, maka aku ada. <br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku mulai ngawur ya, aku memang ngawur, aku menulis karena
aku ngawur. Banyak warna di dunia yang harus segera aku sentuh, aku malah
memilih sendiri. Jangan bilang bahwa aku pengecut. Aku hanya wortel orange yang
dikutuk papa menjadi maya. Menjadi tiada. Bukankah asalnya aku tiada, lalu
menjadi ada karena cinta dan napsu mami dan papi yang bersatu menjadi aku.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku merindukanmu. Aku merindukan sebatang lilin yang
mencurahkan ilmu, atau imam s arifin, atau kamu. Aku sendiri, aku butuh kamu
saat ini. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br /></div>
Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-29214341019002593892012-07-28T17:40:00.000-07:002012-07-28T17:40:13.402-07:00Senter Adam Kaisinan : Kumpulan Puisi Pertama Khoer Jurzani<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd-QM7dr6WLsDC4ovOkt_3ZyaEQ5XVINuW9D8Lg11JcA2qcNMEf860xQJxLVtyMnlD8xJgnxeYtz67wC2PIyD6cgvskpxl9Gc-FQjwVvgpRyrQECCsvGIP2VgvA-_Z32IxrOelw5cpDg/s1600/Cover+SENTER+ADAM+KAISINAN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="159" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd-QM7dr6WLsDC4ovOkt_3ZyaEQ5XVINuW9D8Lg11JcA2qcNMEf860xQJxLVtyMnlD8xJgnxeYtz67wC2PIyD6cgvskpxl9Gc-FQjwVvgpRyrQECCsvGIP2VgvA-_Z32IxrOelw5cpDg/s320/Cover+SENTER+ADAM+KAISINAN.jpg" width="320" /></a></div>
Judul: Senter Adam Kaisinan<br />
Penulis: Khoer Jurzani<br />
Penyunting: A Muttaqin<br />
Penerbit: Buku Bianglala<br />
Kota terbit: Gresik<br />
Tahun terbit: Juli 2012<br />
Tebal buku: 48 halaman<br />
Harga: Rp. 25.000 + Ongkos kirim<br />
ISBN: 978-602-9415-75-9<br />
<br />
Endorsement:<br />
<br />
Puisi-puisi Khoer adalah puisi yang berpendaran di tempat kelabu (Mardi Luhung, Guru dan Penyair)<br />
<br />
Khoer
adalah sosok yang mengingatkan pada sebuah ajaran kebijaksanaan China
yang saya yakini, bahwa: “Di dunia ini tidak ada hal yang sulit, kecuali
kekhawatiran pada ketekunan hati manusia.” Khoer meski hidup di dunia
yang tak “terduga” tapi mampu menampilkan ketekunan hati itu. Dan Khoer
pun menunjukkan dengan puisinya, lalu membagi pada kita semua. (Hanna
Fransisca, Penyair, Cerpenis, dan penulis lakon)<br />
<br />
Senter
Adam Kaisinan adalah antologi puisi tunggal pertama Khoer jurzani,
berisi 30 puisi hasil menyuling dari saripati kehidupan dan sebuah
perjalanan panjang. Di dalamnya Khoer bercerita mengenai banyak hal.
Mulai mitologi sampai kehidupan sehari-hari. Dari kucing sampai cacing,
dari biji sesawi sampai Nyi pohaci. Meski Khoer dibesarkan di daerah
pinggiran perkotaan, tapi ia tidak bisa melepaskan sejarahnya, bahwa ia
pernah menjadi anak kampung yang sehari-hari bermain dengan lumpur.
Penyair Lutfi mardiansyah bilang dalam reviewnya yang berjudul Khoer
jurzani dan Puisi Wangi Padi:<br />
<br />
Khoer tetap menjadi anak kampung yang lebih doyan memanjat pohon, mandi di sungai, dan makan nasi <em>liwet</em> dengan lauk ikan asin dan sambal dan lalapan. Simak saja beberapa puisi di dalam buku <em>Senter Adam Kaisinan</em> ini, seperti <em>Minyak Telon Ibu</em>, <em>Nyi Pohaci</em>, <em>Sumur Bandung</em>, dll. Banyak sekali diksi-diksi yang berbau pedusunan, semisal <em>daun singkong</em>, <em>bilik</em>, <em>lisung</em>, <em>karuhun</em>, <em>harendong</em>, <em>alu</em>, <em>ani-ani</em>, <em>lumbung padi</em>, <em>biji sesawi</em>, dll. Sebuah puisinya berjudul <em>Sumur Bandung</em>,
menangkap tradisi berpamitan setiap kali seseorang mendatangi tempat
asing untuk kembali pulang agar tidak diganggu setan, jin, hantu dan
sebagainya: <em>Badagna, lembutna, abdi uwih</em>.<br />
<br />
Kumpulan
puisi Senter Adam Kaisinan sangat kental dengan nuansa kesepian dan
dongeng-dongeng yang memang sudah lama menjadi obsesi Khoer. Faisal
Syahreza dalam esainya yang berjudul, Anak Lelaki dan Lemari Puisi,
mengatakan Khoer memang sangat terobsesi dengan sayap, malaikat,
hantu-hantu.<br />
Dalam puisi Adam Kaisinan, di bait awal Khoer
cantumkan Mantra memandikan jenazah suka Baduy, Kenekes-Banten, diambil
dari buku Kesusastraan sunda. BP 1948 Hal.36,<br />
<br />
<em>“Puhaci balak bahan jati ngaran lemah cai </em><br />
<em>Puhaci keliran jati ngaran sisi cai, </em><br />
<em>Puhaci inggulah jati ngaran batu</em><br />
<em>Puhaci tasik manik ngaran keusik</em><br />
<em>Sang mukeyi ngaran cai,</em><br />
<em>Sang ratu kerepek mana ngaran nyawa cai</em><br />
<em>Bersih badan sampurna.” </em><em> </em><br />
<br />
Adam
Kaisinan ialah Mitologi dari suku baduy, di mana Adam yang merasa
berkuasa atas dirinya serta tidak percaya akan zat yang menciptakannya
berubah wujud jadi pegunungan Kendeng di Banten Kidul, berbatasan dengan
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Sementara ruh Adam kaisinan menjelma
jadi raja ular batara nagaraja.Para ahli masih memperdebatkan apakah
Adam kaisinan dalam mitologi Suku Baduy adalah Adam yang juga salah satu
Nabi dalam Agama Syamawi.<br />
<br />
Faisal syahreza dalam esainya, Anak Lelaki dan Lemari puisi menyebutkan:<br />
Puisi khoer dibentuk dari alam bawah sadar yang sudah akut ia kandung, di mana puisi-puisinya didominasi oleh <em>memorial</em>
dan dunia khayal anak-anak yang sudah lama tercuri darinya. Tidak heran
mengapa sesosok ibu selalu jadi tujuan pertama Khoer dalam menulis
puisi. Alhasil, Khoer menuliskan peristiwa yang bersejarah dalam
hidupnya, dengan tokoh ibu. Saya kutipkan puisinya berikut sebagai
kecurigaan saya:<br />
<br />
<em>Ibu adalah baiduri, tempat pertama
kali aku mengenal cinta. Suatu hari, kulihat baiduriku diamdiam
menjatuhkan embun serupa pecahan beling di kedua danau pada wajahnya
yang bening. Bapak pulang, membawaku pergi dari rumah di samping ladang
singkong. Suara ibu terdengar samar, memanggilku untuk kembali. Tapi
bapak malah menyuruhku memanggil perempuan lain dengan sebutan ibu.
Padahal belum sekalipun ia melumuri tubuhku dengan minyak telon dan
doadoa seperti yang dilakukan ibu padaku.</em><em> </em><br />
<br />
Khoer
lewat objek ‘minyak telon’ dalam puisi tersebut mencoba menaklukan
rintangan yang berat bagi setiap orang, yakni : jarak dan samarnya
sebuah nasib.<br />
<br />
Pemilihan objek dalam puisi Khoer terkesan
sederhana, apa adanya dan lancar begitu saja. Tiba-tiba misalnya
‘senter’ muncul sebagai komoditas untuk membicarakan mimpi dan
kemuramannya sendiri. Keinginan Khoer untuk melacak identitas dirinya,
memang tampak kuat dalam penggunaan benda-benda yang kerap muncul dalam
puisi. Tali rapia, kardus basah, debu dan barang loak lainnya adalah
menu biasa yang pernah digeluti dalam hidupnya.<br />
<br />
Lutfi Mardiansyah, dalam reviewnya, Khoer jurzani dan Puisi Wangi Padi:<br />
Secara
keseluruhan, puisi-puisi di dalam buku ini seperti keripik singkong
dengan bumbu rempah: renyah. Bahasanya mengalir, enak dibaca, dengan
sisi estetik yang tetap terjaga. Keberagaman tema yang dihadirkan juga
membikin buku ini jadi tambah lezat, seperti <em>lotek</em>, atau <em>karedok</em>.
Khoer berhasil untuk tidak menjadi durjana, hanya menjadi Jurzani, ia
menjadi satu dari sekian banyak manusia yang hidup di dalam lingkaran
bernama kota, tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai seorang desa,
seorang kampung, seorang dusun. Khoer cuma penyair yang ingin tetap
setia kepada bunyi seruling, tak tertarik pada musik disko. Tapi ia sama
sekali tidak kampungan, hanya karena ia berasal dari sebuah kampung.<br />
<br />
Eka Budianta, penyair, anggota Dewan Pakar Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) mengatakan dalma endorsementnya:.<br />
<br />
"Modal
utama untuk menjadi penyair adalah keberanian dan ketulusan hati. Kedua
hal ini sudah dimiliki oleh Khoer Jurzani, sehingga puisi-puisinya
layak dibaca dan dihargai. Untuk beberapa hal, kita boleh merasa
cemburu, karena ia berani mengatakan hal-hal yang sangat telak. Semoga
keberanian dan ketulusan hatinya ini disempurnakan dengan niat baik dan
semangat yang positif untuk memelihara dan memperindah kehidupan. Hal
ini tidak hanya tergantung pada kemampuan penulisnya, tetapi juga
respons yang positif dari para pembacanya. Selamat berkarya, selamat
merenungkan sedalam apa cinta kita pada orangtua, seperti yang
diisyaratkan oleh Khoer Jurzani."<br />
<br />
Sebenarnya, siapa gerangan Khoer jurzani? Anda bisa mengetahuinya langsung setelah membaca buku ini.<br />
<br />
Jika
tertarik memiliki buku puisi Senter Adam Kaisinan, silakan pesan via
SMS ke 085723333590 (Khoer Jurzani) atau inbok Facebook dengan format:
Nama, Alamat Lengkap, Judul Buku yg dipesan, Jumlah pembelian. Lalu
nanti buku bianglala akan mengkonfirmasi ongkos kirim ke alamat
teman-teman. Karena, seperti yang dibilang Khoer, buku ini masih
tersedia secara online.<br />
<br />
Salam.<br />
<span class="UIActionLinks UIActionLinks_bottom" data-ft="{"tn":"=","type":20}"><button class="like_link stat_elem as_link" data-ft="{"tn":">","type":22}" name="like" title="Suka item ini" type="submit"></button></span></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-9583878331553544252012-07-04T22:17:00.001-07:002012-07-04T22:17:38.663-07:00MENULIS PUISI DAN HAL-HAL TAK TERDUGA DI DALAMNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<em>Menulis Puisi Bagi Saya Adalah Bercerita </em><br />
<br />
<strong>Kisah si Cabe Merah</strong><br />
<br />
Ini
hari terakhir cabe merah menjadi penghuni kamar kontrakan di bawah
pasar gudang kelabu. Lantai papan serta dindingnya yang ditempeli Koran
akan menjadi kenangan. Juga lampu lima watt yang menyala terang. Pada
dinding cabe merah mengeluh pusing. Kepala lonjongnya berdenyut-denyut,
daun kuning kering terbakar matari sukabumi telah lama melepuh,
orang-orang mengiranya dari nusatenggara, orang sunda kulitnya
putih-putih, kamu seperti orang Indian berkulit merah. Kurus batang
tubuhnya merupakan mahakarya dari Allah Swt. Tidak boleh ada yang
menghina. Perutnya mual. Mungkin aku hamil. Bisik cabe merah pada
dinding. Tapi tidak ada sejarahnya cabe merah dibuahi cabe keriting.
Udara yang tidak segar menyentuh daun pipinya. Aku tidak boleh mati
dengan gegabah. Cabe merah ingin mati tatkala shalat tahajud biar
khusnul khotimah. Di kuburan pasti sangat gelap, tapi setidaknya ada
malaikat yang akan menemaniku, malaikat yang akan melayaniku. Hihihi.
Cabe merah terkikik. Tapi bagaimana kalau yang datang adalah malaikat
jabaniah. Ini hari terakhir cabe merah di kamar kontarakan. Ia tidak
ingin berduka hati. Sambil menghadap kiblat kaum lusuh cabe merah
kencing. Mengalirkan bosan ke sungai hitam. Aku merindukan bunga pete
juga susukan tempat dulu menangkap hurang. Kampung halamanku indah
permai di kaki gunung salak. Ada banyak air terjun. Sawah dan hutannya
ranum.<br />
<br />
Aku dan ibu sering mengambil kayu bakar, juga
ngundeur jotan. Bersama teh Iis aku senang ngala tutut, unil dan
ikan-ikan kecil. Kabarnya teh Iis sudah punya dua bayi. Aku masih
menggelandang kian kemari. Waktu kecil aku nakal sekali, sudah besar
bertambah nakal. Aku pernah mengencingi kasur mama. Pernah hendak bunuh
diri ke jurang, kabur dari rumah sembunyi di tepi sungai bertilamkan
daun-daun dicari orang sekampung. Gemetar ketakutan dalam peluk ibu
ketika seorang kerabat mengacungkan golok hendak memenggal kepala ibu,
beruntung nenek yang masih hidup menahan kerabat itu. Kerabat yang
sekarang sudah jadi ustadz, bagiku, masa lalu itu semacam memorial yang
terpancang di tengah lapang. Sangat tinggi. Sangat besar. Kemana pun
pergi memorial yang bagai menara katedral itu terlihat.cabe merah
menggelinding dengan baju lusuh. Rukuk dan sujud di antara tukang sayur
dan jengkol. Pabila lelah ia tidur di beranda mushola. Pabila lapar ia
membuat satu puisi cinta. Membacakannya di depan waria yang mangkal di
rel kereta. Berharap selembar-dua lembar ribuan untuk dibelikan
gorengan. Aku cabe merah kesepian.<br />
<br />
<strong>Perihal Kata yang Menggema Dari Tempat Gulita</strong><br />
<br />
<em>
“Dan telah kami jadikan (Isa) putra maryam beserta ibunya suatu bukti
yang nyata bagi (kekuasaan kami), dan Kami melindungi mereka di suatu
tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan
sumber-sumber air bersih yang mengalir.” (Qs. Al-mu’minun:50)</em><br />
<br />
<strong>Rumput </strong>ialah
tumbuhan yang lekas tumbuh lekas hilang juga, sifatnya tidak tetap, ia
tumbuh di mana pun ia suka, tanpa perlu susah-susah orang menanamnya,
seringkali diinjak-injak, dibakar, dijadikan pakan ternak, anehnya
rumput selalu tumbuh dan tumbuh lagi, di tempat kering maupun sejuk. Ia
jenis ilalang yang berbatang kecil, banyak jenisnya, batangnya beruas,
daunnya sempit panjang, bunganya berbentuk bulir dan buahnya berupa
biji-bijian. Dalam kitab suci enam kali Allah menyebut rumput-rumputan
dalam firmanNya. Bahkan dalam surat Al-a’la dua kali berturut-turut
Allah menyebutnya. <em>Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitaman-hitaman</em>
(Qs.Al-A’la:4-5) dalam surat Shad ayat 44 Allah swt. menyuruh Nabi
Ayyub menggunakan seikat rumput sebagai senjata. Dalam surat lainnya
dengan sangat indah Allah menganalogikan kehancuran kaum samud <em>seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan) oleh yang mempunyai kandang binatang</em> <em>(Qs. Al-Qomar:31) </em><br />
<br />
<br />
Tidak
salah apabila Widji thukul si penyair kaum pergerakan yang sampai kini
entah dimana keberadaannya itu, menganggap rumput lebih kuat dari apa
pun, dari tembok dan puncak menara gading licin dan gemerlap dengan
cahaya. Disadari atau tidak, ternak mereka tidak akan hidup tanpa makan
jenis rumput-rumputan, padi-padian. Pun si burung merak Rendra, dengan
gagah dan lantang ia bersuara, <em>alang-alang dan rumputan/bulan mabuk di atasnya// (Serenada Biru) </em>Di
Indonesia, rumput menjadi koloni yang diagungkan pada masa Sukarno,
berganti kekuasaan, rumput kian terabaikan bayang pohonan yang tinggi
menjulang: nyiur melambai, kayu jati, gedung-gedung pencakar awan.<br />
<br />
<br />
Rumput
tercatat dalam kitab suci. Saya tidak tahu di surga ada rumput atau
tidak, tapi dalam puisi, dalam ranah susastra kata-kata berkali-kali
menggema dari sebuah tempat paling gulita yang tertanam di dasar bumi.
Mengakar. Menjeritkan kebosanan dan kesepian yang akut.<br />
<br />
<strong>Cerita Lelaki Rumput di Padang Tundra</strong><br />
<br />
Sepi
telah menjadi pengantin saya. Sungguh mengerikan apabila ini
benar-benar menjadi sebuah ketentuan dari-Nya. Apakah seseorang bisa
mengelak dari takdir, dari ketentuan. Jika diperkenankan memilih, saya
tidak ingin memilih menikah dengan sepi. Semua orang punya jodohnya
sendiri, tapi kenapa sepi yang menjadi jodoh saya. Sepi yang paling
mengerti saya. Akhirnya sepi membuahi saya (kami tidak pernah
benar-benar menikah) akan tetapi tidak perlu menikah bukan untuk
mempunyai seorang anak. Tidak perlu kawin terlebih dulu. Kalau Allah
sudah berkehendak, Maryam perempuan suci pun bisa memiliki anak.<br />
<br />
Anak-anak
saya adalah puisi-puisi yang entah kenapa selalu saya pungkiri
keberadaannya itu. Saya menolak menjadi sama. Semua orang melahirkan
bayi manusia. Padahal kucing saja bisa melahirkan empat ekor dalam satu
malam. Ini bisa dianggap sebagai wujud keputusasaan. Puisi lahir tanpa
saya kehendaki. Sepertinya puisi memilih saya untuk tempat mereka lahir.
Puisi yang banyak menghilang. Menjadi peradaban yang hilang. Sejak Mts
saya sudah membukukan tulisan saya di sebuah buku tulis, sejak Paket C
pun begitu, sejak tinggal di antara lalulalang kendaraan pun begitu.
Kata-kata seperti rumput yang tumbuh seenaknya, hilang seenaknya. Saya
tidak punya kebun atau ladang yang bisa menyimpannya. Saya bukan petani,
saya pengembara, orang gifsi yang mencari peruntungan dengan meramal
nasib orang-orang, meramal alam semesta sementara dirinya dibiarkan
menggelandang dan kesepian. Terpuruk berlumut mengerak di dasar kolam
paling jahat.<br />
<br />
Puisi saya tidak indah, puisi saya tidak
pernah saya kirim ke sekolah, ke tempat yang orang lain bilang Koran dan
majalah. Apalagi menangkring dengan nyaman di salah satu rak buku di
tengah kota. Berkali-kali saya mengingkari puisi, berkali-kali pula
puisi menghampiri, mengajak bercanda, menari. Saya tidak berani membuat
puisi, apalagi mengklaim diri sebagai seorang penyair, meski waktu kecil
saya pernah berucap, bahwa cita-cita saya adalah menjadi pujangga, dan
seorang teman mendoakannya, katanya, <em>teruskanlah cita-citamu menjadi pujangga atau penyair, shobur mendoakan dan mendukungmu</em> barangkali itu sebuah kutukan.<br />
<br />
Saya
tidak siap untuk mempunyai satu kumpulan, puisi terutama. Bagi saya,
menjadi penyair itu sama sulitnya dengan menjadi manusia. Ia bukan hanya
dituntut untuk pintar, tapi juga harus memiliki kepekaan dan rasa yang
sangat kental. Asy-Syu’ara, Tuhan berfirman dalam kitab sucinya, tentang
Asy-Syu’ara, Para Penyair. Menjadi satu surat panjang berkisah mengenai
para Nabi serta peringatan kepada penyair-penyair. Menjadi penyair
tidak boleh main-main. Maka dari itu saya lebih senang menyebut diri
saya rumput, lelaki runput. Hidup tanpa dibatasi pagar dan apa pun
keadaan.<br />
<br />
Saya terharu membaca tulisan Rilke dalam suratnya untuk penyair muda<br />
<em>Barangkali
memang sudah merupakan panggilan bahwa kau harus jadi seniman. Maka
terimalah takdirmu itu, tanggungkan naik bebannya maupun kebesarannya,
tanpa minta-minta penghargaan dari luar dirimu. Karena seorang pencipta
haruslah menjadi sebuah dunia bagi dirinya sendiri, dan menemukan
segala-galanya di dalam dirinya sendiri, serta di dalam Alam tempat
dirinya berada.</em><br />
<em>Namun setelah masuk ke dalam diri dan
ke dalam kesendirianmu, mungkin kau harus melepaskan keinginanmu
untuk menjadi penyair; (bagi saya, seseorang bisa hidup tanpa harus
menulis daripada samasekali berspekulasi untuk itu). Meskipun demikian,
upaya memusatkan perhatian ke dalam diri sendiri yang kuanjurkan itu,
tidaklah sia-sia. Bagaimanapun juga hidupmu sejak itu akan menemukan
jalannya sendiri. dan kuharapkan hidupmu menjadi baik dan kaya serta
tinggi pencapaiannya lebih dari apa yang bisa aku ucapkan.</em><br />
<br />
Akhirnya
aku ingin menasehati agar mau menumbuhkan dirimu secara serius. Serius
sahabatku.jika memang benar apa yang Rilke bilang sebagai <em>sudah merupakan panggilan bahwa kau harus jadi seniman. Maka terimalah takdirmu itu</em>. Maka sudah seharusnya aku serius dengan apa yang sudah digariskan.<br />
<br />
Rumput
di padang tundra tidak pernah serius dengan hidupnya. Tapi ia serius
dengan pilihannya. Ia tidak ingin mengecewakan amanah yang sudah
orang-orang embankan padanya. Kuliah, mengaji, menulis, membaca,
mengajar. Ya itu adalah mimpi saya. Saya bangga menjadi guru. Ya guru.
Apa pun tantangannya akan saya lewati. Menjadi guru, menjadi mahasiswa,
menjadi santri, aktivis, seniman, penulis. Sebentar, saya ingin tertawa
terlebih dulu, apa rumput boleh menjad guru? Kalau pun tidak boleh tidak
apa, saya akan mengajar dengan bahasa saya sendiri, bahasa rumput,
menjadi mahasiswa bagi semesta saya. Menuliskan apa yang saya rasa, apa
yang membuat saya sedih dan senang karenanya.<br />
<br />
Hidup tidak
lain sebuah labirin. Kita tidak tahu apa yang akan kita temui di balik
gang, di balik tikungan dan kebosanan. Saya tidak pernah mengira bisa
diundang ke acara Majelis sastra Asia Tenggara, bersua dengan penyair
dari Malaysia, Brunei dan para pendekar sastra! Ini undangannya langsung
dari kementrian. Sebelumnya saya juga tidak pernah mengira bisa bertemu
dalam satu buku dengan penyair muda jawabarat terkini dalam antologi
puisi 64 Penyair jawabarat terkini, <em>di kamar mandi </em>, acara lounchingnya berlangsung meriah di Cibutak-Bandung.<br />
<br />
Sebelumnya
rumput pun tidak pernah mengira dapat mengisi acara Penyair Muda Bicara
di Gedung Dewan Kesenian Cianjur, pun menjadi dewan juri lomba membaca
dan menulis puisi, menjadi pembicara di SMA satu Cianjur, berdiskusi
dengan mahasiswa Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Sukabumi,
padahal SMA formal pun saya tidak merasakan, sekarang saya menjadi
pengajar bahasa Indonesia di SMA! Sebuah keajaiban kalau tidak bisa
dibilang sebuah mukjizat. Saya sangat bersyukur masih bisa diberi
kepercayaan menghirup udara dan tinggal di bumi-Nya. Satu tahun kuliah
Tarbiyah membuat pemikiran saya terbuka. Ilmu ke Islaman ternyata luas
adanya, belum lagi ilmu ke Islaman di pondok-pondok salafi, meski saya
kewalahan dalam ilmu eksak dan menghapal, juga berhitung, bahasa
arab-inggris dan sebagainya, saya mencoba untuk tidak menyerah. Saya
menyukai mata kuliah ilmu tafsir, filsafat, psikologi. Saya menyukai
kesendirian dan keramaian sekaligus. Saya mencintai dan menyayangi apa
yang Ia titah dan apa yang Ia bilang tidak boleh. Sekaigus. Saya adalah
tukang sortir, saya bisa sebenarnya memilah dan memilih mana yang baik
dan mana yang buruk. Tapi kembali lagi, saya selalu mengedepankan rasa.<br />
<br />
<strong>Riwayat Rumput </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong>Saya </strong>berasal
dari keluarga rumput, keluarga babu, pembantu. Nenek saya sampai kini
masih bekerja sebagai tukang cuci di rumah-rumah orang tionghoa kaya.
Ibu kandung saya sempat kabur dari majikannya, loncat dari loteng karena
dikunci dari luar kamar tidur dan tidak boleh menunaikan shalat, tanpa
membawa uang kemudian naik angkutan metropolitan, bisa pulang ke kampung
karena derma dari penumpang angkutan. Kakak perempuan pertama saya
menjadi pembantu rumah tangga ketika ia kelas empat sekolah dasar.
Kakak laki-laki kedua saya sempat bekerja di took onderdil motor
kemudian menikah dengan seorang janda kemudia cerai dan kini bantu-bantu
bapak bekerja di gudang menyortir sampah. Kakak ketiga sayahanya
lulusan sekolah dasar, kemudia kursus menjahit tidak selesai dan
melanglang buana sebagai pembantu rumah tangga di berbagai kota sebelum
akhirnya pulang ke kampung untuk mengaji dan menemukan jodohnya, seorang
ustadz, namun dengan tiga anak tiri. Setelah dikarunia anak perempuan,
suami kakak saya meninggal, kini ia kembali bekerja sebagai pembantu
rumah tangga di Jakarta setelah diusir anak-anak tirinya.<br />
<br />
Bahkan
ibu tiri saya pun adalah mantan TKW di arab Saudi, buruh migran.
Membeli rumah di pinggir rel kereta di Sukabumi, bertemu bapak yang
waktu itu bekerja sebagai tukang becak, yang waktu itu masih berstatus
suami sah ibu saya yang tinggal di Bogor. Bapak saya menikah lagi.
Anak-anak bertebaran seperti tetes hujan di hari menjelang siang.<br />
<br />
Tidak
ada darah seniman dalam diri saya. Saya memang aneh sendiri. Ketika
semua saudara saya menikah dan mempersembahkan cucu bagi bapak dan ibu,
saya malah asyik menggelandang dengan buku-buku susastra dan pikiran
saya. Saya mencintai puisi, tapi bibir saya kelu kalau disuruh mengaji,
padahal di masyarat, lebih penting seorang yang pandai mengaji daripada
yang pandai membaca puisi. Hidup saya benar-benar hancur. Tapi saya
benar-benar bahagia. Benar-benar beruntung. Dalam kesepian saya tertawa
dan menangis.<br />
<br />
Saya bersyukur dipertemukan orang-orang baik
hati lagi berbudi. Terimakasih. Mimpi apa saya bisa mempunyai antologi
puisi tunggal yang digarap pemenang Khatulistiwa Literary Award? Digarap
para seniman hebat. Saya pun ingin menjadi hebat. Seperti mereka.
Seperti para pujangga sebelumnya. Yang diabadikan dalam kitab tua.
Meskipun awalnya saya lebih percaya diri ketika menulis cerita dan
ocehan-ocehan rumput liar. Tapi kalau sepi telah membuahi saya, lalu
lahir anak-anak puisi dari rahim saya, mau apa, saya harus menerima ini
sebagai takdir.<br />
<br />
<strong>Mengenai Senter Adam Kaisinan dan 61 Puisi yang Menunggu Takdirnya</strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong>Senter </strong>Adam
Kaisinan menjadi buku puisi pertama saya, saya sangat senang manakala
bapak yang baik hati menegur saya dalam pesan singkatnya karena saya
yang berkesan nrimo apa saja yang akan terjadi dalam itu buku puisi,
kata beliau, ini buku saya yang pertama, harus ketat baik di pengantar
ataupun diksi, hehehe. Ya tahun lalu saya sempat keguguran karya, mau
bikin buku tapi selalu tidak jadi. Secara tidak terduga Senter Adam
Kaisinan ini pun lahirlah ke dunia. Berisi 30 puisi hasil menyuling dari
saripati kehidupan dan sebuah perjalanan panjang. Di dalamnya saya
bercerita macam-macam. Mulai mitologi sampai ke kehidupan sehari-hari.
Dari kucing sampai cacing, dari biji sesawi sampai Nyi pohaci. Meski
saya lama sekali hidup di daerah pinggiran perkotaan, tapi saya tidak
bisa melepaskan sejarah, bahwa saya pernah menjadi anak kampung yang
sehari-hari bermain dengan lumpur. Teman saya, penyair Lutfi mardiansyah
bilang dalam reviewnya mengenai buku saya, katanya puisi saya ialah
puisi dengan aroma padi. Saya tidak mau durhaka pada masa lalu saya.
Memang benar, dalam satu puisi berjudul Sumur Bandung saya cantumkan
mantra yang pernah singgah dalam kehidupan masa kanak saya,<em> badagna, lembutna abid uwih </em>,
mantra yang diucapkan setelah selesai mandi di kali agar tidak diganggu
lelembut. Meski saya sadari, mitologi dan tradisi dalam puisi saya
tidaklah sekental kesepian dan dongeng-dongeng yang memang sudah lama
menjadi obsesi saya. Betul kang Kang Mugya Syahreza santosa dalam
esainya yang berjudul, lelaki dan lemari puisi, yang mengatakan saya
terobsesi dengan sayap, malaikat, hantu-hantu.<br />
<br />
Tradisi dan
mitologi saya jadikan setting berkisah, siluet yang sesekali terlihat.
Saya bercerita mengenai saya yang kini, yang masih kental dengan
ketakutan-ketakutan, lemari puisi saya kedodoran, banyak kata tidak
beraturan di dalamnya, yang coba saya sortir, dalam arti sebenarnya,
saya memang tukang sortir di gudangpenampungan barang bekas. Dalam puisi
Adam Kaisinan, diawal bait saya cantumkan Mantra memandikan jenazah
suka Baduy, Kenekes-Banten diambil dari buku Kesusastraan sunda. BP 1948
Hal.36, Adam Kaisinan ialah Mitologi dari suku baduy, di mana Adam yang
merasa berkuasa atas dirinya serta tidak percaya akan zat yang
menciptakannya berubah wujud jadi pegunungan Kendeng di Banten Kidul,
berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Sementara ruh Adam
kaisinan menjelma jadi raja ular batara nagaraja.<br />
Para ahli masih
memperdebatkan apakah Adam kaisinan dalam mitologi Suku Baduy adalah
Adam yang juga salah satu Nabi dalam Agama Syamawi.<br />
<strong> </strong><br />
<strong> Yang </strong>saya
sukai dari buku puisi ini ialah tema dan tempat ketika saya membuat
puisi ini yang beragam. Ada beberapa puisi yang saya buat hingga harus
guling-guling, memeras perasaan dan pikiran, juga melongok pada
kenangan, mencari referensi bacaan, seperti puisi Adam kaisinan, Minyak
Telon Ibu, Nyi pphaci, nenek memintal awan, kapulaga, ada juga beberapa
puisi yang lahir tanpa ada kesulitan berarti, seperti bayi yang lahir
kedua dengan lancar. Sepeti puisi, Hantu penjaga pagi, yang saya tulis
malam-malam selepas isya di warnet, terinspirasi dari twitternya seorang
penyair berita Metro TV, jemari saya bergerak tanpa beban apa-apa,
kemudian jadilah itu puisi. Dalam puisi yang berjudul Berhenti, pun
kejadiannya sama, puisi tersebut saya dedikasikan untuk penyair dari
eropa, Attila, waktu itu saya sedang gelisah karena sebagai penulis kok
saya tidak bisa menghasilkan apa-apa, saya berpikir, apa saya harus
berhenti ? Puisi berjudul bunga ashar saya saya tulis di Kampus setelah
Ospek, setelah saya berstatus mahasiswa, puisi Sayap Kenangan, saya
tulis di sanggar Komunitas Sastra Cianjur, puisi Balon Ibu saya tulis di
Selabintana, Puisi Madah Pendosa saya tulis di dalam pekat gudang,
puisi Kamboja saya tulis ketika masih di sukabumi, kemudian saya edit
dan jadilah puisi Kamboja yang sangat disukai oleh sobat saya dari
Batam, puisi Kucing 1 dan kucing 2 saya benar-benar tulis karena
disamping saya meringkuk seekor kucing, menemani kesendirian saya di
dalam gudang kehidupan. <br />
<br />
Selain puisi dalam buku Senter
Adam Kaisinan, yang cover bukunya sangat mistis, indah sekaligus
surealis, masih ada 61 puisi yang menunggu takdirnya, yang saya rapikan
dengan judul Aku Ingin Pergi ke Rusia, kerinduan saya pada sosok ibu,
rasa sakit dan perih menanggung cinta yang tak kesampaian, obsesi saya
pada kehidupan kaum marginal, onani, Indonesia, serta keinginan saya
mengunjungi satu tempat bernama Rusia, saya tuangkan dalam buku yang
masih menunggu takdir untuk lahir.<br />
<br />
Akhirul kalam, saya
mengucapkan terimakasih banyak kepada semua yang berkenan menemani dan
memberi tumpangan hidup buat saya. Terimakasih<br />
<strong> </strong><br />
<em>Senja
menenggelamkan rupa. Malaikat-malaikat sibuk membagi buku amalan baru,
setelah selesai mengambil catatan lama dan membawanya ke langit dengan
putih helai sesayap cahaya. Rupaku penuh bercak. Sebelum Yasin berderai
nanti malam, mohon maaf atas segala khilaf.</em><strong> </strong><br />
<br />
(Khoer
Jurzani-Bapak Guru di SMA SPelita YNH Sukabumi, Mahasiswa STAI
All-Azhary Cianjur, tukang sortir sampah di gudang, lelaki rumput dan
calon peraih Nobel Perdamaian) Buku puisinya yang akan terbit ialah
Senter Adam Kaisinan, bisa dipesan dari sekarang via Facebook : Buku
Bianglala<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi24uu8VdJgxx0Q1dLrakgO2Fds144KXFAGnCA9F1yr4zWj1Nk75_HPMwQdjqULDx2r7ReevzgdvkhcO_HvGG-1OsBtswChsCR0ESMlpGHkTrc6YvVzJ11NonMn4H7F3IvvnF-5EOvwVw/s1600/557056_3766915565207_1757116685_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="157" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi24uu8VdJgxx0Q1dLrakgO2Fds144KXFAGnCA9F1yr4zWj1Nk75_HPMwQdjqULDx2r7ReevzgdvkhcO_HvGG-1OsBtswChsCR0ESMlpGHkTrc6YvVzJ11NonMn4H7F3IvvnF-5EOvwVw/s320/557056_3766915565207_1757116685_n.jpg" width="320" /></a></div>
</div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-65457095942316220542012-04-14T21:04:00.000-07:002012-04-14T21:04:58.719-07:00Monolog Angsa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIl6rJl05dfm6MCVcEyLdGsvia7_O9hGpsOHru8_59eL3h5Yh_7jdpWMIGKPOcTD555lLXOSFKQW7qmT8_M272l-yLMQBHKB4d1CkUsukSAED0GGD0KTh1wdvcfQoODrbrh6ky4zXBcQ/s1600/413058_3339326675752_1046198814_32798602_1126251522_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIl6rJl05dfm6MCVcEyLdGsvia7_O9hGpsOHru8_59eL3h5Yh_7jdpWMIGKPOcTD555lLXOSFKQW7qmT8_M272l-yLMQBHKB4d1CkUsukSAED0GGD0KTh1wdvcfQoODrbrh6ky4zXBcQ/s320/413058_3339326675752_1046198814_32798602_1126251522_o.jpg" width="320" /></a></div><br />
<br />
<span class="hasCaption">Sesungguhnya, anak-anak adalah penghuni surga, mereka tidak pernah meminta dilahirkan ke dunia. sebab dunia hanya akan membuat mereka penuh noda dan cela. (Ririe Rengganis)<br />
<span class="text_exposed_show"><br />
Buku Kumpulan Cerita Pendek dan Puisi tentang anak-anak yang terlukai hatinya ini ditulis oleh 17 penulis, diterbitkan penerbit Tuas Media. Tebal 120 halaman, dengan harga 25 ribu. <br />
<br />
Yang berminat memiliki, bisa menghubungi penerbitnya langsung, no ponsel: 087815594940 (Tuas Media)<br />
<br />
Berisi kisah-kisah tragis dari anak-anak Broken home, anak-anak yang tidak bahagia dalam keluarga. Serta puisi yang mengetuk nurani kita agar peduli pada anak-anak di dunia.<br />
<br />
Bunda, terima kasih untuk kelahiranku di dunia. Semoga karmaphala mempertemukan kita dalam situasi yang lebih baik di kehidupan yang akan datang. Aku menyayangimu, mencintaimu, sangat. Kini kubebaskan Bunda dari jeratan yang mungkin sangat menyesakkan sejak aku datang pada kehidupan Bunda dan Ayah. Kumohon, tersenyumlah. (Potongan Cerpen Monolog Angsa-Lyla Nur Ratri)<br />
<br />
Mungkin kau yang satu hari menjelma layang-layang itu, entah pula aku. Yang pasti seutas benang begitu setia menemaninya walau ia tak terlihat dan orang-orang hanya membanggakan sebuah kertas dan lidi yang mampu terbang tinggi, pada suatu hari seharusnya kertas itu akan sadar ia bukan layang-layang jika tanpa seutas benang. ( Ibuku, Layang-layang Bertubuh Kuning<br />
Oleh: Yessy AF Sinubulan )<br />
<br />
Ibu, tersenyumlah untukku, untuk hari-hari yang berhasil aku lewati. Tinggal di kamar kontrakan membuatku seolah menjadi rumput kering yang liar, maafkan anakmu, Ibu. Mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi, tragedi itu, aku tidak bisa berbuat apa-apa, tragedi yang menyisakan sesal, tertoreh demikian dalam.<br />
Tujuh belas tahun adalah waktu yang cukup lama untuk semua kebosanan dan keresahan. Tapi juga terlalu singkat untuk semua kebersamaan dan kehangatan yang kukecap dulu bersamamu.<br />
Ibu, di manakah aku dapat menemukan langit biru yang serupa matamu? Agar air mata yang tertumpah memperoleh ruang untuk bernaung. (Neng Kokom Menolak Jadi Ibu Oleh: Khoer Jurzani)</span></span></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-46727063639406569242012-02-06T03:01:00.000-08:002012-02-06T03:01:24.297-08:00Menangkap Capung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Sore hari, waktu saya masih kecil, saya senang menangkap capung yang terbang di antara rumputan yang tumbuh di sepanjang jalan kereta api. Rumah saya berada di depan rel kereta. Sore hari adalah saat paling menyenangkan untuk main. Kalau tidak bermain kasti, bermain galasin, layangan, pasti saya lari-lari di atas kerikil rel menangkap capung. Kalau tidak menggunakan alat seperti lamit, atau kantong plastik yang diikat pada lidi, atau menggunakan lidi yang ujungnya sudah diolesi getah, biasanya getah nangka, saya tidak akan bisa menangkap satu pun capung. Yang paling susah itu menangkap capung berwarna merah, capung berwarna kuning juga susah ditangkap sebenarnya, yang paling mudah itu capung berwarna hijau. Karena itulah, suatu kebahagiaan, atau kebanggaan? tersendiri manakala saya dan teman-teman yang ikut menangkap capung, dapat memperoleh capung berwarna merah. Padahal kalau dipikir-pikir, untuk apa capung? Lebih bagus menangkap belalang, setidaknya belalang bisa dibakar, atau menangkap ikan di sungai.Bagi saya, menangkap capung itu sangat seru. Meskipun, ketika sudah memperoleh banyak capung, yang lalu saya masukkan ke dalam katong plastik, capung-capung hasil tangkapan itu tidak bisa diapa-apakan lagi. Saya pernah sangat menyesal karena membiarkan capung hasil tangkapan saya mati kehabisan napas. Paling seru itu kalau dapat satu ekor capung lalu ekor capung itu diikat dengan tali rapis kecil, lantas biarkan capung itu terbang, dengan kita memegang kendali seperti merentang benang layang-layang, eh ini jangan ditiru ya, ini sama saja dengan penyiksaan makhluk Tuhan.<br />
<br />
Menangkap mimpi, apalagi menangkap orang yang kita sayangi, bagi saya sama saja dengan menangkap capung. Butuh ketekunan dan keberuntungan. Sesuatu yang ingin sekali kita tangkap, setelah kita mendapatkannya, kita akan merasa sangat bahagia, bangga. Meski kadang, setelah kita mendapatkannya, kita bingung akan bagaimana dan mau apa. <br />
<br />
Ah, kalau saja menangkap mimpi, menangkap dia atau DIA, sama mudah dan sama menyenangkannya dengan menangkap capung manakala masih kecil.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimPIMIO7qeWKpdIgTDBCaDBJfmVI1moWc0hUM-G6a4c6kZedBvuyhL4Zrla8p_7nE5Q8GZiL-6fH4P3_VsE1X7bG8r3ugAueB6dd0r9KiAi0V-XQdkh8okgAbLZyk6xRpB_mqQ_Rc0YA/s1600/capung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimPIMIO7qeWKpdIgTDBCaDBJfmVI1moWc0hUM-G6a4c6kZedBvuyhL4Zrla8p_7nE5Q8GZiL-6fH4P3_VsE1X7bG8r3ugAueB6dd0r9KiAi0V-XQdkh8okgAbLZyk6xRpB_mqQ_Rc0YA/s320/capung.jpg" width="320" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-48800778763130257442011-11-28T16:36:00.001-08:002011-11-28T17:15:43.522-08:00Light's flames in your eyes<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="mbl notesBlogText clearfix"><div></div><div></div><div></div><div>i don't know if morning will be so quiet,<br />
after we spent the bitter night,<br />
it was not too quiet night<br />
<br />
light's flames in your eyes,<br />
doesn't enough to made my night glowing,<br />
maybe it needs five or ten more lights,<br />
so loneliness that stayed in every corner in my self<br />
can be lessened<br />
<br />
i want along the nights<br />
we go around, talking about everything<br />
or about your escape--it doesn't matter<br />
u were wearing tattered shoes and faded jeans<br />
then i'll shed<br />
thickest yearning--it's like coffee's colour<br />
that you've ordered from a Sir called night<br />
<br />
but what for i know who your name<br />
if i am going to lose in the end<br />
<br />
<br />
Cianjur 2011<br />
<br />
<b>Nyala Lampu Pada Matamu</b><br />
<br />
aku tidak tahu bahwa pagi akan terasa begitu tenang<br />
setelah kita lalui malam yang tidak begitu manis<br />
tidak begitu terang<br />
<br />
nyala lampu pada matamu<br />
tidak cukup membuat malamku bercahaya<br />
mungkin perlu lima atau sepuluh lampu lagi<br />
agar kesepian yang menghuni setiap sudut di dalam diri<br />
bisa surut<br />
<br />
aku ingin malam-malam kita<br />
mengelilingi kota, bicara tentang apa saja<br />
tentang pelarianmu juga tidak apa<br />
kau kenakan sepatu rombeng dan jeans belel,<br />
kemudian akan aku alirkan rindu paling kental,<br />
seperti, warna kopi yang kau pesan dari tuan<br />
yang bernama malam<br />
<br />
tapi untuk apa tahu siapa namamu<br />
jika pada akhirnya harus kehilangan<br />
<br />
<br />
cianjur 2011<br />
<br />
Terimakasih buat Dian Erika yang sudah menerjemahkan puisinya :)<br />
<br />
<br />
<span class=""><img alt="" class="photo_img img" src="http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/381421_2503866069759_1046198814_32464224_1488646575_n.jpg" /><span class="caption"></span></span></div></div></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-51981369897997780682011-11-22T21:12:00.000-08:002011-11-23T22:06:08.149-08:00Puisi Goenawan Moehamad Dalam Buku 'Misalkan Kita Di Sarajevo'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
p.MsoNoSpacing, li.MsoNoSpacing, div.MsoNoSpacing
{mso-style-priority:1;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal"><b>Perempuan itu menggerus garam</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Perempuan itu menggerus garam pada cobek</div><div class="MsoNoSpacing">Di sudut dapur yang kekal</div><div class="MsoNoSpacing">“Aku akan menciptakan harapan,” katanya, “pada batu</div><div class="MsoNoSpacing">Hitam.”</div><div class="MsoNoSpacing">Asap tidak pernah singkat. Bubungan seperti warna dunia</div><div class="MsoNoSpacing">Dalam mimpi Yeremiah.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Ia sendiri melamunkan ikan, yang berenang di akuarium</div><div class="MsoNoSpacing">Seperti balon-balon malas yang tak menyadari warnanya,</div><div class="MsoNoSpacing">Ungkapannya, di angkasa. “Merekalah yang bermimpi,”</div><div class="MsoNoSpacing">Katanya dalam hati.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Tapi ia sendiri bermimpi. Ia mimpikan busut-busut terigu yang</div><div class="MsoNoSpacing">Trun, seperti hujan menggerutu. Di sebuah lading. Enam</div><div class="MsoNoSpacing">Orang berlari seakan ketakutan akan matahari. “Itu semua</div><div class="MsoNoSpacing">Anakku,” katanya. “Semua anakku.”</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Ia tidak tahu ke mana mereka pergi, karena sejak itu tidak ada</div><div class="MsoNoSpacing">Yang pulang. Si bungsu, dari sebuah kota di Rusia tak pernah</div><div class="MsoNoSpacing">Menulis surat. Si sulung hilang. Empat saudara kandungnya</div><div class="MsoNoSpacing">Hanya pernah mengirimkan sebuah kalimat,</div><div class="MsoNoSpacing">“Mak, kami hanya pengkhianat.”</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Barangkali masih ada seorang gadis, di sajadah yang jauh,</div><div class="MsoNoSpacing">(atau mungkin mimpi it hanya kembali),</div><div class="MsoNoSpacing">Yang tak mengenalnya. Ia sering berpesan dengan bahasa diam</div><div class="MsoNoSpacing">Asap pabrik. Ia tak berani tahu siapa dia, ia tidak berani tahu.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Perempuan itu hanya menggerus garam pada cobek</div><div class="MsoNoSpacing">Di sudut dapur yang kekal.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">1995</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing"><b>Zagreb</b></div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Ibu itu datang, membawa sebuah bungkusan, datang jauh dari</div><div class="MsoNoSpacing">Zagreb. Ibu itu datang, membawa bungkusan, berisi sepotong</div><div class="MsoNoSpacing">Kepala, dan berkata kepada petugas imigrasi yang memeriksanya:</div><div class="MsoNoSpacing">“Ini anakku.”</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Suaranya tertoreh</div><div class="MsoNoSpacing">Di beranda kantor tapal batas</div><div class="MsoNoSpacing">Orang-orang menoleh</div><div class="MsoNoSpacing">Cahaya cemas</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Jam di atas meja itu seakan-akan menunjuk</div><div class="MsoNoSpacing">Bahwa senja, juga senja</div><div class="MsoNoSpacing">Tak akan bisa lagi meninggalkan mereka</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Lalu ibu itu pun mendekat, dan ia perlihatkan</div><div class="MsoNoSpacing">Isi bungkusannya, dan ia bercerita:</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">“Tujuh tentara menyeretnya dari ranjang rumah sakit, </div><div class="MsoNoSpacing">tujuh tentara membawanya ke tepi hutan dan menyembelihnya,</div><div class="MsoNoSpacing">tujuh musuh yang membunuh sebuah kepala yang terguling dan</div><div class="MsoNoSpacing">menggelepar-gelepar dan baru berhenti, diam, setelah mulutnya </div><div class="MsoNoSpacing">yang berdarah itu menggigit segenggam pasir di sela rumputan.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">“Kesakitan itu terbungkus di sini, dalam sisa kain kafan.</div><div class="MsoNoSpacing">Umurnya baru 21 tahun. Lihat wajahnya. Anak yang rupawan.”</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Pohon-pohon platan yang terpangkas, berkerumun</div><div class="MsoNoSpacing">Seperti patung-patung purba, bertahun-tahun</div><div class="MsoNoSpacing">Lamanya, di pelataran. Gelap mulai diam,</div><div class="MsoNoSpacing">Mulai seragam</div><div class="MsoNoSpacing">Dan di kejauhan ada sebuah kota, kelihatannya: kaligrafi cahaya,</div><div class="MsoNoSpacing">Coretan-coretan api pada ufuk,</div><div class="MsoNoSpacing">Isyarat dalam abjad,</div><div class="MsoNoSpacing">Kata-kata buruk</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Tak ada yang membikin kita bebas rasanya</div><div class="MsoNoSpacing">Opsir itu pun tertunduk, memimpikan anak-anak, oknum yang</div><div class="MsoNoSpacing">Bercerita tentang cheri pertama yang jatuh pada pundak</div><div class="MsoNoSpacing">Mereka tak ada lagi, bisiknya, tak ada lagi</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Hanya seakan ada yang meneriakan tuhan, lewat lubang angin</div><div class="MsoNoSpacing">Di tembok kiri, ke dalam deru hujan, menyerukan ajal,</div><div class="MsoNoSpacing">Memekikkan jajal, dan desaunya seperti sebuah sembah</div><div class="MsoNoSpacing">Yang tak jelas, </div><div class="MsoNoSpacing">Nyeri, sebuah doa dalam bekas</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Apa yang ingin kita lakukan setelah ini?</div><div class="MsoNoSpacing">Ibu itu: ia membungkus kembali kepala yang dibawanya</div><div class="MsoNoSpacing">Dari Zagreb, dan melangkah ke jalan.</div><div class="MsoNoSpacing">Orang-orang tak menawarkan diri untuk mengantarkan</div><div class="MsoNoSpacing">Di sana, di akanan kejauhan, arah raib, zuhrah raib</div><div class="MsoNoSpacing">Bintang barangkali hanya puing, dan timur, dimanapun timur,</div><div class="MsoNoSpacing">Hancur,</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Tapi barangkali ia tahu apa nama kota berikutnya</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">1994</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing"><b>Doa persembunyian</b></div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">-di sebuah gereja Rumania</div><div class="MsoNoSpacing">Untuk ivan dan evelina</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Tuhan yang meresap di ruang kayu</div><div class="MsoNoSpacing">Di gereja dusun,</div><div class="MsoNoSpacing">Di lembah yang kosong itu</div><div class="MsoNoSpacing">Kusisipkan namamu</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Jangan jadikan kerajaanmu</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Bebaskan aku dari sempit yang gelap</div><div class="MsoNoSpacing">Seperti surge</div><div class="MsoNoSpacing">Yang gemetar ini</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Beri aku</div><div class="MsoNoSpacing">Tuah, dari isim yang asing</div><div class="MsoNoSpacing">Seperti sepatah kata ibrani</div><div class="MsoNoSpacing">Dari lidah tuan padre</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Beri aku</div><div class="MsoNoSpacing">Merah anggur yang tumpah</div><div class="MsoNoSpacing">Sebelum mereka datang</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Sebelum mereka</div><div class="MsoNoSpacing">Melintasi makam peladang</div><div class="MsoNoSpacing">Dan menangkapmu</div><div class="MsoNoSpacing">Dari jemaah yang tidur</div><div class="MsoNoSpacing">Di getsamani ini</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">O tuhan yang lenyap</div><div class="MsoNoSpacing">Dalam ruang kayu</div><div class="MsoNoSpacing">Yang hitam, sehitam tembakau,</div><div class="MsoNoSpacing">Kusembunyikan namamu</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Kusisihkan laparku</div><div class="MsoNoSpacing">Takutku,</div><div class="MsoNoSpacing">Pedangku</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">1996</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing"><b>Permintaan seorang yang tersekap</b></div><div class="MsoNoSpacing"><b>Di Nanking, selama lima tahun itu</b></div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Tuhanku, komandanku, Engkau, siapapun Engkau, pergilah</div><div class="MsoNoSpacing">Dari Nanking</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Di luar kamar</div><div class="MsoNoSpacing">Malam hanya menghafal</div><div class="MsoNoSpacing">Lolong langit anjing</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Pergilah dari hamp, dari kamp,</div><div class="MsoNoSpacing">Pergilah dari harap yang tersisa</div><div class="MsoNoSpacing">Seperti sekam,</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Berangkatlah dari kawat duri yang sabar,</div><div class="MsoNoSpacing">Dari revolusi,</div><div class="MsoNoSpacing">Dari percobaan sebesar ini</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Tuhanku, siapapun Engkau, pergilah </div><div class="MsoNoSpacing">Dari Nanking</div><div class="MsoNoSpacing">Tinggalkan setasiun</div><div class="MsoNoSpacing">Ke salju dan danau, cantumkan cahaya Baikal</div><div class="MsoNoSpacing">Di malam yang sebentar</div><div class="MsoNoSpacing">Dan sematkan sekilas bulan yang runcing</div><div class="MsoNoSpacing">Seperti leontin</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Sampai pada lanskap ini tak ada lagi yang baka,</div><div class="MsoNoSpacing">Tak ada yang beku</div><div class="MsoNoSpacing">Sebeku titahMu, mungkin</div><div class="MsoNoSpacing">Sebeku namaMu.</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">Tuhanku, siapa pun Engkau, pergilah </div><div class="MsoNoSpacing">Dari Nanking,</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing">1996-1997</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglRT3ISC0BA1Sk1iWZiVg0x0GD8x0_GyNNVT6Rhr29UdeDQu9DJirFtdxVPY-oyunXaPaA9QUSaim7J4Hq-jMbFxvVMnP2Ye-BtF7KSpRRq51XZ89yWFhGPHW-Y7Nff9JXfBrzBOth1w/s1600/welcome-to-sarajevo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglRT3ISC0BA1Sk1iWZiVg0x0GD8x0_GyNNVT6Rhr29UdeDQu9DJirFtdxVPY-oyunXaPaA9QUSaim7J4Hq-jMbFxvVMnP2Ye-BtF7KSpRRq51XZ89yWFhGPHW-Y7Nff9JXfBrzBOth1w/s320/welcome-to-sarajevo.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing"><br />
</div></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-45968219897052436402011-11-20T21:47:00.001-08:002011-11-20T21:47:53.610-08:003 Puisi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Khoer Jurzani<br />
<br />
<strong>Izroil</strong><br />
<br />
Jatuh cinta<br />
pada malaikat<br />
bersayap<br />
lembut<br />
<br />
sahabat jauh<br />
dari langit<br />
<br />
di angkasa<br />
ia rahasia<br />
ia darah<br />
<br />
duhai<br />
terimalah:<br />
<br />
jantung kecil<br />
pada ujung<br />
peniti<br />
<br />
2011<br />
<br />
<strong>Cangkir Kopi</strong><br />
<br />
bagaimana<br />
kalau kita<br />
minum<br />
dari satu<br />
cangkir kopi<br />
<br />
biar<br />
aku pandang<br />
semburat<br />
wajah pagi<br />
di ujung bibir<br />
engkau<br />
yang mungil<br />
<br />
biar<br />
aku dengar<br />
suara<br />
dan<br />
menatap<br />
uap hangat<br />
dari cangkir<br />
dari bibir<br />
<br />
hingga<br />
subuh hari<br />
tatkala<br />
aku<br />
belum selesai<br />
menjaga<br />
engkau<br />
yang tinggal<br />
sebaris<br />
puisi sepi<br />
pada kosong<br />
cangkir kopi<br />
<br />
2011<br />
<br />
<strong>Peniti</strong><br />
<br />
jiwa<br />
pergi<br />
di<br />
culik<br />
izroil<br />
suatu<br />
malam<br />
kira-<br />
kira<br />
pukul<br />
dua<br />
belas<br />
<br />
di<br />
gigir<br />
badan<br />
seratus<br />
peniti<br />
siap<br />
hunus<br />
nadi<br />
<br />
jiwa<br />
pergi<br />
di<br />
culik<br />
izroil<br />
<br />
tinggal<br />
peniti<br />
satu<br />
satu<br />
nusuk<br />
pada<br />
nadi<br />
<br />
2011</div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-25864417678171265742011-11-17T14:48:00.000-08:002011-11-17T14:49:53.108-08:00Puisi F. Garcia Lorca<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>Balada Air Garam</b><br />
<br />
Sang laut<br />
senyum di jauhan.<br />
<br />
Gigi berbusa.<br />
bibir cakrawala.<br />
<br />
‘Apa yang kau jajakan, anak merana,<br />
anak yang telanjang dada?’<br />
<br />
‘Tuan, saya berjualan<br />
air garam samudera.’<br />
<br />
‘Apa yang kau bawa, anak kelam,<br />
berbaur dengan darahmu?’<br />
<br />
‘Tuan, saya membawa<br />
air garam samudera.’<br />
<br />
‘Ini asin airmata<br />
datang dari mana, ibu?<br />
<br />
‘Tuan, saya menangis<br />
air garam samudera.’<br />
<br />
‘Jiwa, pahit yang dalam ini,<br />
dari mana munculnya?’<br />
<br />
‘Sungguh pahit,<br />
air garam samudera!’<br />
<br />
Sang laut<br />
senyum di jauhan.<br />
Gigi berbusa.<br />
bibir-cakrawala.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiriCTyy3TP3-KwCDZBvOF9SGD88mXXEbc-TSamvYNacKgW3GXKMzdvE8yd6_CWbCqlpsty-cOQ3dCTZRJNMHMY0LLZ9FsKbs5EklY7Ogkt9z5eowT-baA_Z8qXIjDmLaXgttfKRMIw8g/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiriCTyy3TP3-KwCDZBvOF9SGD88mXXEbc-TSamvYNacKgW3GXKMzdvE8yd6_CWbCqlpsty-cOQ3dCTZRJNMHMY0LLZ9FsKbs5EklY7Ogkt9z5eowT-baA_Z8qXIjDmLaXgttfKRMIw8g/s1600/images.jpg" /></a></div><br />
</div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-34921503156805849102011-11-10T15:52:00.000-08:002011-11-10T16:00:29.673-08:00Sakit Itu Tidak Menyenangkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Ini merupakan sakit paling parah selama beberapa tahun ini, atau selama aku tinggal di Cianjur. Tenggorokan sakit, perut mulas, badan panas. Dan untuk berjalan rasanya capek, lidah pahit, nasi dan sayur sup sarapan pagi tidak aku habiskan, padahal aku sangat senang makan.<br />
<br />
Ya gara-gara makan. kemarin malam, selepas dipangkas rambut aku merasa sangat gerah, selepas isya itu aku mandi. Karena perut keroncongan terus, jam sebelas malam itu aku makan semangkuk bakso, biasanya aku selalu pesan baso dengan kuah bening, karena tahu penyakitku dari dulu itu kalau tidak radang tenggorokan ya sakit perut, setelah makan bakso itu tenggorokanku langsung terasa sakit, ditambah aku tidur di aula, dan angin malam pun dengan leluasa masuk ke tubuhku.<br />
<br />
Seharian itu semua makanan yang aku lihat nampak menakutkan. Pertolongan pertama aku coba minum air hangat. Dan karena kemarin aku teriak-teriak baca puisi, sakit tenggorokanku pun kian menjadi. Suaraku jadi serak. Padahal di kampus banyak sekali kegiatan, seperti Pramuka, hari ini rencananya akan ada tamu ke Pramuka kami, tapi aku tidak bisa ikut karena, pertama sakit, kedua acaranya bentrok dengan jadwal pementasan puisi di Cipanas, aku jadi panitia.<br />
<br />
Aku selalu tanpa persiapan, padahal kalau sakit, siapa yang mau mengurusku? Ini adalah sakit paling parah, ketika mengetik blog ini pun wajahku terasa panas dan tenggorokan sakit, padahal selama tiga hari ini aku jadi panitia pentas baca puisi!<br />
<br />
Aku kesal pada diriku sendiri yang terlalu liar, makan sembarangan, tidur sembarangan, jalani hari dengan sembarangan. Bahkan untuk ujian hari senin pun aku tidak ada uang buat bayar, padahal cuma 200 ribu, uangku habis buat makan sehari-hari, ketika mahasiswa yang lain mengambil kartu ujian, aku hanya mengisap jempol, dan dengan muka super tebal bicara pada bapak TU kalau aku belum ada uang buat ujian.<br />
<br />
Semalam dan pagi ini adalah saat paling parah, batukku berdahak, jalan kaki terasa lelah, apakah aku anemia? oh jangan sampai.<br />
<br />
Aku kan jarang begadang, hanya beberapa hari ini aku memang terlalu memporsir tubuh, bolak-balik cianjur-sukabumi, kerja siang hari, dan malam kurang dapat waktu istirahat yang baik. Tidur di sanggar hanya beralaskan karpet, pake keramik lagi bawahnya. Akhir-akhir ini aku pun banyak makan keripik pedas, daging kambing....<br />
<br />
Intinya sakit itu tidak menyenangkan. Semalam aku tidur dengan memakai sarung, bantal, berharap akan baikan pada pagi harinya. Ah tiap malam kuping selalu tidak bisa istirahat, karena seseorang terus saja gonjrang-ganjerng main gitar sampai pagi, ia tidak mau tahu aku sedang butuh istirahat.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwkaPBSy_EKcJdO0aUIAOiXj_w5elsHUQnju4l_QcEmMPDzTlFL5_2Wmcn3qPlRdieVVX_dg6cENTjlJkbuWHySUh5jNUbU0dvGphyERNK6MtIXcPZS5ZjOpktLGjT1QobHhYfO40NNQ/s1600/apa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwkaPBSy_EKcJdO0aUIAOiXj_w5elsHUQnju4l_QcEmMPDzTlFL5_2Wmcn3qPlRdieVVX_dg6cENTjlJkbuWHySUh5jNUbU0dvGphyERNK6MtIXcPZS5ZjOpktLGjT1QobHhYfO40NNQ/s320/apa.jpg" width="320" /></a></div>Cianjur 2011<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-12725876704532036682011-11-09T15:39:00.000-08:002011-11-09T15:39:34.273-08:00Pocong Error<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Semalam photo-photo aneh di dinding Facebook, dan inilah hasilnya:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk-XYz29IZM-QRkspB5GsHLiJhkRpY2EpPcdESOYQSMJpvh2gNKaSqlx-IsoHGGcxFe7af5yitvavMKOx1mRKem_z0qdJ9MiZwep8mQ8hkhfMO-W6xIkcv45iRflEollTCCyeTjqMeHQ/s1600/p4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk-XYz29IZM-QRkspB5GsHLiJhkRpY2EpPcdESOYQSMJpvh2gNKaSqlx-IsoHGGcxFe7af5yitvavMKOx1mRKem_z0qdJ9MiZwep8mQ8hkhfMO-W6xIkcv45iRflEollTCCyeTjqMeHQ/s320/p4.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheAwnalWaXg1iKfXy_rP2vYRj8a-YNgKJnGhVJMNo78h0RRxAGsoR51933RsmK_6S-YPbfV95UTK2jMA4mgpCwYUwYfLpN8XwYIAC0k2_wNylHOIe_Tc-K3evBBaJhydn0bAuc_h9bxA/s1600/p1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheAwnalWaXg1iKfXy_rP2vYRj8a-YNgKJnGhVJMNo78h0RRxAGsoR51933RsmK_6S-YPbfV95UTK2jMA4mgpCwYUwYfLpN8XwYIAC0k2_wNylHOIe_Tc-K3evBBaJhydn0bAuc_h9bxA/s320/p1.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLY9R6r1iybZwyzMY2NfXz_bP94CN-3E2h7acfb_uOIzkNJk_SPM-d9Yb6xgmGoiuy2mm8gXE4iVhzQqQnpDydX8v7VkRvDvh7PT212NomD5oGKQ8DhC6sb_sWu-r1DZQduA3TcMIpKQ/s1600/p2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLY9R6r1iybZwyzMY2NfXz_bP94CN-3E2h7acfb_uOIzkNJk_SPM-d9Yb6xgmGoiuy2mm8gXE4iVhzQqQnpDydX8v7VkRvDvh7PT212NomD5oGKQ8DhC6sb_sWu-r1DZQduA3TcMIpKQ/s320/p2.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivAVMgXsq0fz8jkd0xN4gT5vhVVObgUWLHjWdWVT-JolO4YHqvamc2uKzfBngixttQDcRduL9rg0sObc8ohh9tcFoeF52L8ju_k9l56Bp7hP_zcp1FYUHZdWCtIT2EvSgU_SZYEdv9bw/s1600/P3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivAVMgXsq0fz8jkd0xN4gT5vhVVObgUWLHjWdWVT-JolO4YHqvamc2uKzfBngixttQDcRduL9rg0sObc8ohh9tcFoeF52L8ju_k9l56Bp7hP_zcp1FYUHZdWCtIT2EvSgU_SZYEdv9bw/s320/P3.jpg" width="320" /></a></div><ul class="uiList uiUfi focus_target fbUfi child_was_focused" data-ft="{"type":30}"><li class="ufiItem uiUfiLike uiListItem uiListVerticalItemBorder" data-ft="{"type":31}"><div class="UIImageBlock clearfix"><div class="UIImageBlock_Content UIImageBlock_ICON_Content"><a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1534164132" href="http://www.facebook.com/kartinifujiastuti">Kartini Fuji Astuti</a>, <a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000176643901" href="http://www.facebook.com/andha.putra">Andha Putra</a>, <a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100002462888365" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002462888365">Komala Sutha</a> dan <a href="http://www.facebook.com/browse/likes/?id=2402787142849" rel="dialog" title="Lihat orang yang menyukai item ini">3 lainnya</a> menyukai ini.</div></div></li>
<li class="uiUfiComments" data-ft="{"type":32}"><ul class="commentList"><li class="uiUfiComment comment_1867283 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1434905337" href="http://www.facebook.com/silviana.hendri" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-ash2/274705_1434905337_1747900185_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1434905337" href="http://www.facebook.com/silviana.hendri">Acha Teratai</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">kamu lucu</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:22:54 -0800" title="09 November 2011 jam 22:22"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867283 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":37}"> </span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867286 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/372300_1046198814_406983064_q.jpg" /></a><label class="deleteAction stat_elem UIImageBlock_Ext uiCloseButton" for="uytcl8_2"></label><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani">Khoer Jurzani</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">Aih ada yang bilang aku lucu..:p</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:23:20 -0800" title="09 November 2011 jam 22:23"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867286 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"> </span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867304 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1592173409" href="http://www.facebook.com/muhalim.dejes" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/186455_1592173409_1031146354_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1592173409" href="http://www.facebook.com/muhalim.dejes">Muhalim Dijes</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">setuju.L.U.C.U :D</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:30:55 -0800" title="09 November 2011 jam 22:30"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867304 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867308 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/372300_1046198814_406983064_q.jpg" /></a><label class="deleteAction stat_elem UIImageBlock_Ext uiCloseButton" for="uytcl8_4"></label><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani">Khoer Jurzani</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">kok lucu sih, aku kan mau nakut-nakuti kalian..:p</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:33:18 -0800" title="09 November 2011 jam 22:33"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867308 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867310 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1592173409" href="http://www.facebook.com/muhalim.dejes" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/186455_1592173409_1031146354_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1592173409" href="http://www.facebook.com/muhalim.dejes">Muhalim Dijes</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">yaelahhhhhh..dgn mata berbinar seperti itu?</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:34:33 -0800" title="09 November 2011 jam 22:34"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867310 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867313 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/372300_1046198814_406983064_q.jpg" /></a><label class="deleteAction stat_elem UIImageBlock_Ext uiCloseButton" for="uytcl8_6"></label><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani">Khoer Jurzani</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">oh matanya harus serius ya? hehee</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:35:56 -0800" title="09 November 2011 jam 22:35"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867313 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867314 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1592173409" href="http://www.facebook.com/muhalim.dejes" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/186455_1592173409_1031146354_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1592173409" href="http://www.facebook.com/muhalim.dejes">Muhalim Dijes</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">seperti itulah bang :p</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:37:00 -0800" title="09 November 2011 jam 22:37"></abbr><span class="comment_like_1867314 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867316 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/372300_1046198814_406983064_q.jpg" /></a><label class="deleteAction stat_elem UIImageBlock_Ext uiCloseButton" for="uytcl8_8"></label><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani">Khoer Jurzani</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">nanti bikin photo yang lebih seram lagi ah :D</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:37:43 -0800" title="09 November 2011 jam 22:37"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867316 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867320 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000569215590" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000569215590" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/370053_100000569215590_1686816334_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000569215590" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000569215590">Neidya Zulfa N</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">aahhh tiidak. ternyata tuannya sudah menjelma majikannya. (masih ingatkah dengan obrolan kita saat di KSC??) "mereka" adalah majikanku. wkwkkw</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:40:25 -0800" title="09 November 2011 jam 22:40"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867320 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867326 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/372300_1046198814_406983064_q.jpg" /></a><label class="deleteAction stat_elem UIImageBlock_Ext uiCloseButton" for="uytcl8_10"></label><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani">Khoer Jurzani</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">apa teh <a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000569215590" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000569215590">N</a>eidya , teh neidya punya majikan pocong ya?</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:45:28 -0800" title="09 November 2011 jam 22:45"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867326 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867329 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100002462888365" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002462888365" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/370876_100002462888365_940771413_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100002462888365" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002462888365">Komala Sutha</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">keren...</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:48:47 -0800" title="09 November 2011 jam 22:48"></abbr><span class="comment_like_1867329 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867331 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000569215590" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000569215590" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/370053_100000569215590_1686816334_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000569215590" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000569215590">Neidya Zulfa N</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">iihh bukan.</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:49:26 -0800" title="09 November 2011 jam 22:49"></abbr><span class="comment_like_1867331 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867333 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/372300_1046198814_406983064_q.jpg" /></a><label class="deleteAction stat_elem UIImageBlock_Ext uiCloseButton" for="uytcl8_13"></label><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani">Khoer Jurzani</a> <span class="commentBody" data-jsid="text"><a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100002462888365" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002462888365">Komala Sutha</a>: hohoho. teh <a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000569215590" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000569215590">N</a>eidya : aku majikannya ya? :D</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 07:50:58 -0800" title="09 November 2011 jam 22:50"><br />
</abbr><span class="comment_like_1867333 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1867621 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1534164132" href="http://www.facebook.com/kartinifujiastuti" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/274716_1534164132_1176387822_q.jpg" /></a><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1534164132" href="http://www.facebook.com/kartinifujiastuti">Kartini Fuji Astuti</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">seyemmm...</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 11:08:46 -0800" title="10 November 2011 jam 2:08"></abbr><span class="comment_like_1867621 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":37}"><a class="uiTooltip comment_like_button" href="http://www.facebook.com/browse/likes/?id=2403841449206" rel="dialog"><br />
</a></span></div></div></div></li>
<li class="uiUfiComment comment_1868031 ufiItem ufiItem"><div class="UIImageBlock clearfix uiUfiActorBlock"><a class="actorPic UIImageBlock_Image UIImageBlock_SMALL_Image" data-ft="{"type":34}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani" tabindex="-1"><img alt="" class="uiProfilePhoto uiProfilePhotoMedium img" src="http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/372300_1046198814_406983064_q.jpg" /></a><label class="deleteAction stat_elem UIImageBlock_Ext uiCloseButton" for="uytcl8_15"></label><div class="commentContent UIImageBlock_Content UIImageBlock_SMALL_Content" data-ft="{"type":33}"><a class="actorName" data-ft="{"type":35}" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1046198814" href="http://www.facebook.com/khoerudin.jurzani">Khoer Jurzani</a> <span class="commentBody" data-jsid="text">:D</span><div class="commentActions fsm fwn fcg"><abbr class="timestamp livetimestamp" data-date="Wed, 09 Nov 2011 15:25:00 -0800" title="10 November 2011 jam 6:25"></abbr><span class="comment_like_1868031 fsm fwn fcg" data-ft="{"type":36}"></span></div></div></div></li>
</ul></li>
</ul><br />
<br />
<br />
</div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-27796212321347655602011-11-08T02:14:00.000-08:002011-11-08T02:55:26.482-08:00Hari Ini di Sukabumi Hujan Turun Kecil-Kecil<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj88sZ_f_Sbycen4-aXMQS6nkO-tmhxA-LItpQjXSQqKBVpchqlx_JeRMm767-iJ7KcprQ5R2-ueVUYTNIW_6NDldfAJK9HR6BIxgmSNOhYXg7Gd7fQZucjvn74zypBGVj3Z-ZZFYhN1A/s1600/dtt.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj88sZ_f_Sbycen4-aXMQS6nkO-tmhxA-LItpQjXSQqKBVpchqlx_JeRMm767-iJ7KcprQ5R2-ueVUYTNIW_6NDldfAJK9HR6BIxgmSNOhYXg7Gd7fQZucjvn74zypBGVj3Z-ZZFYhN1A/s320/dtt.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sudah lama tidak curhat, berbicara sepuasnya tentang apa yang aku alami hari ini dan kemarin dan kemarinnya lagi. Kalau pun tidak ada yang berkenan membaca tidak apa-apa, menulis sudah menjadi kebutuhan saya kok, kalau tidak menulis, ya seperti inilah saya, akan jadi kacau, banyak sampah di dalam otak dan hati saya yang mesti dibersihkan, salah satu cara membersihkannya tidak lain dengan menulis. Bersihkan hati dengan menulis. Haha. Sudah lama tidak menulis cerpen, menulis puisi, dan, tadi siang saya jalan-jalan ke perpustakaan dan toko buku, hasrat menulis sebuah novel pun kembali menyala di dalam diri saya. Saya ingin membuat sesuatu, meski pun sebuah buku tipis, sebuah cerita panjang, semacam novelet. Ah dari dulu keinginan itu belum juga dikabulkan oleh diri saya, ya bagaimana Tuhan akan mendengar permohonan saya, lha sayanya sendiri belum bergerak kemana-mana. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Aku lihat dari balik jedela hujan kecil-kecil masih turun. Sebatang kara di kamar, mendengarkan my immortal-nya Evanascene, memikirkan diri yang usia 24. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Di jalan, sepulangnya dari toko buku dan mengantarkan froposal pertunjukan puisi ke beberapa sekolah, aku bertemu dengan seorang teman Paket C atau SMA, teman dekat, yang, entah berapa tahun tidak bertemu, dan pas bertemu, dia bilang sudah punya bayi berusia delapan bulan. Duh teman-temanku sudah pada punya kehidupan yang seru sepertinya. Aku kapan ya.. hahay melebay.</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Aku sendiri nyaman kok dengan hari-hariku saat ini, meskipun jika dipikirkan lagi, betapa seramnya, seperti sebuah gambar hitam putih yang goyang-goyang di depan layar. Menunggu pecah. Banyak sekali hal yang menggelisahkan. Yang tidak menyamankan orang lain, contohnya orang tuaku. Dalam benak mereka, mau jadi apa anakku ini, kok dari dulu hidupnya begitu-begitu mulu, datar, kemana-mana masih senang jalan kaki kayak orang tidak waras, hoho.</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jalan kaki sehat kok buat kantong. Dari dulu itulah yang selalu menggelisahkanku, meski aku sendiri sangat santai menjalani hari, tapi tetap aku iri juga melihat teman-temanku punya kehidupan yang lebih maju, terbang meninggalkanku seorang. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Saat hujan turun kecil-kecil seperti inilah, (eh sekarang Jewel lagi nyanyi di winampku, Stay Here Forever) aku suka ingat hari-hariku di gudang, ya ampun aku tidak menyangka bisa keluar dari tempat yang penuh kenangan itu, tidak mungkin aku bisa kembali ke sana, kalau ingat, betapa puitisnya hari-hariku, hujan-hujan, lari-lari menyeberangi jalan, membeli cemilan ke kios rokok. Hujan-hujan, kedinginan di gudang, lari-lari ke warnet demi update status…</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sekarang pun kehidupanku tidak kalah puitis kok, rame dan banyak sekali orang ! orang-orang hebat, para seniman muda itu, di gedung kesenian gitu, di sanggar sastra hahaha. Yang karena aku belum memiliki pemasukan buat hidup di Cianjur, aku harus kembali ke rumah Di Sukabumi, kerja sedikit-sedikit buat biaya sehari-hari. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Banyak yang tidak sempat aku tuliskan mengenai hari-hariku beberapa minggu ini. Misalnya ketika aku diundang berbicara di SMANSA pada acara menulis, satu minggu kemudian diundang ke Universitas Suryakencana Cianjur untuk bedah buku, karena bukunya tidak terbit akhirnya tidak dating, sabar bukunya pasti terbit kok, kataku sambil mengelus dada. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Ya menerbitkan buku, duh.. teman yang aku temui tadi di jalan bilang, dia sekarang punya percetakan yang dikelola bareng suaminya di rumahnya, hm kapan-kapan bisa deh hubungi dia kalau ada modal buat menerbitkan buku. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Oh ya pengumuman, buku Ushul pikih belum aku beli, padahal kata dosennya itu wajib dibeli kalau tidak, aku tidak boleh ikut ujian, hahay, aku malah beli buku Keajaiban di Pasar Senen, buku cerpen Budi darma, dan buku proses kreatif menulis beberapa penulis, ketimbang mendahulukannya 50 ribu!</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Akhir-akhir ini aku memang kurang fokus. Aku jualan keripik di kampus, aku ikut Pramuka di kampus, ikut kegiatan organisasi, menghapal tugas dari dosen, yang tidak pernah mendapat nilai lebih dari tujuh itu, ikut jadi panitia pementasan puisi 7 kota, nulis catatan-catatan yang tidak karuan, mengirim esai-esai pendek ke Koran Cianjur ekspres, lalu lonjak-lonjak melihat photoku nampang di Koran, melihat dan mendengar anak-anak sanggar baca puisi, main gitar, main jimbe, tiduran, makan, jalan-jalan, tidur lagi, makan lagi, jalan kaki ke kampus, ke sanggar lagi, tidur lagi, baca, bolak-balik Sukabumi-Cianjur, dimarahi orangtua, kesal sama salah seorang yang suka minjem suatu hal tapi tidak mau mengembalikan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Melihat teman-teman di Cianjur pada menerbitkan novel, buku puisi, karyanya menang lomba di tingkat nasional, ya anak-anak sanggar memang pada keren, semuanya jawara, lha aku, aku kan lagi fokus di awal-awal kuliah, hehe alasan banget.</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Entah kuliah juga belum bayar UTS, padahal hari senin ini UTS, jumat sampai minggu-nya aku pementasan puisi di Cipanas, aku ikut dong, bantu-bantu bawa kardus dan apa saja lah yang penting diajak haha. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kacau ya diriku.<br />
<br />
Only when i slep. The coors nyanyi buatku. <br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Sukabumi 2011, saat hujan kecil-kecil terjun ke selokan dan jalan-jalan.</div><div style="text-align: justify;"></div></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-54833064128477640652011-11-05T23:19:00.000-07:002011-11-05T23:28:45.824-07:00TIGA SAJAK KECIL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>/1/ <br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pada suatu pagi hari </div><div class="MsoNormal">seorang gadis kecil </div><div class="MsoNormal">mengendarai selembar daun </div><div class="MsoNormal">meniti berkas-berkas cahaya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Mau ke mana, Wuk?”</div><div class="MsoNormal">“Ke Selatan situ.”</div><div class="MsoNormal">“Mau apa, Wuk?”</div><div class="MsoNormal">“Menangkap kupu-kupu.”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">/2/</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pada suatu siang hari </div><div class="MsoNormal">seorang gadis kecil </div><div class="MsoNormal">belajar menggunting kertas, </div><div class="MsoNormal">gorden, dan taplak meja;</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Guntingan-guntingan ini </div><div class="MsoNormal">indah sekali, akan kujahit </div><div class="MsoNormal">jadi perca merah, hijau, dan biru </div><div class="MsoNormal">bahan baju untuk Ibu.”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">/3/</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pada suatu malam hari </div><div class="MsoNormal">seorang gadis kecil </div><div class="MsoNormal">menodong ibunya membaca cerita </div><div class="MsoNormal">nina-bobok sebelum tidur;</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Malam ini Puteri Salju, </div><div class="MsoNormal">kemarin Bawang Putih, </div><div class="MsoNormal">besok Sinderela, ya Bu </div><div class="MsoNormal">biar Pangeran datang menjemputku.”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">-Dari kumpulan puisi Ayat-Ayat Api, Sapardi Djoko Damono </div><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizo45Hl0omMoRCNdTI0Bgd1KMr4CjAcYDniGhvEnuI61H_yHiv26sX82_UdofiWkpx963zqQCPfNzKt0UpkXwFNyCpLtK2o8aQux514vKpUEsgnev_oHz2PZIejLWGFNCg95Ylr1xVww/s1600/pppp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizo45Hl0omMoRCNdTI0Bgd1KMr4CjAcYDniGhvEnuI61H_yHiv26sX82_UdofiWkpx963zqQCPfNzKt0UpkXwFNyCpLtK2o8aQux514vKpUEsgnev_oHz2PZIejLWGFNCg95Ylr1xVww/s1600/pppp.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzYAz6Pku0tQUmBFvAhEDQhyb0ajzgntz1XMLtdec2v0h4zKpFG3PO9tUoSf_3G9221mtjhSzJoad2Xm8evNvcKNpgewsYOkqHmwe2ZuVkIsVoJ1Sg-ivfRlEGnOxC6dACNP-k7l6hlw/s1600/gadis+kecil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-88931301815080713352011-11-05T20:45:00.000-07:002011-11-05T20:59:14.243-07:00Gema Sastra<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Hari sabtu di awal nopember kemarin komunitas sastra Cianjur melakukan invasi ke SMPN 1 Cipanas, untuk membacakan puisi. Berikut ini sebagian photo-photonya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN1QwF3fGrmRBvGf99YtZsQW3CZSCspQV-thT15CNXy-fLsOGkM9-1JrhK6ftfA3KwzjSBhyphenhyphenro48L-UG0aTMWMvFcAxuZCVnzYnS7csHRu6Kpj72LjQzE0oavzrJuhmcdkcZDd3XyLRw/s1600/1k.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN1QwF3fGrmRBvGf99YtZsQW3CZSCspQV-thT15CNXy-fLsOGkM9-1JrhK6ftfA3KwzjSBhyphenhyphenro48L-UG0aTMWMvFcAxuZCVnzYnS7csHRu6Kpj72LjQzE0oavzrJuhmcdkcZDd3XyLRw/s1600/1k.JPG" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgz1Frpjz-erNvUB_tMVKaPIE0QHqYzP7FK5pL0B_SlxTarC8rOoJT2J-1-BKaby0oRZxG9Coly2c0KFe1tb6Lmm54P3PGgEGcb9-M4GSMvJCyhZVMiM_UIqNEd5wOKHKXA0IvIggt5CA/s1600/1b.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie1zyP-Ra72OVoUgSMX9zpkKU0Bn612bNfgso8vcT6KZLSPWfwGJOwYUbmDPIJAa21cqH7-iWQPMVm9mu2vB8fAvHhjUhVrqm8IAwladZHehM4JZkzqVFIa2bPYELnM-GZRPj0m8ssQw/s1600/1c.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi10tpftMP7OdsIHh47gqMtKRYSTpZmJS59vEJLJ4b_1sfDriRMv47oEi8Hi0hxE4kWGqWhQwy4KrJ1G7eWaHGCv2BnM8OU94b1lUzRHMVsQnPjp5v8eISq0j3TJipiMoyrQJoJXFTQRg/s1600/1d.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmJ42wlVO6xja4za0TouKJnju40qjHSGnecw2IvKpn_oWv5KuSBvnzS4mwvCZqtaqhFfeU8w1dMTznaHcwmI9lLMbuQ6zo9Y_e0CRHXdfv_D5oOPdM17-eQjWH7w4H2OU1eYx1uZ9_Yw/s1600/1e.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmJ42wlVO6xja4za0TouKJnju40qjHSGnecw2IvKpn_oWv5KuSBvnzS4mwvCZqtaqhFfeU8w1dMTznaHcwmI9lLMbuQ6zo9Y_e0CRHXdfv_D5oOPdM17-eQjWH7w4H2OU1eYx1uZ9_Yw/s320/1e.JPG" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEizw_At6ObOlDmEidB32qKdA8SSpjr2QJP_qJXjRV9qUMsTudyLOzWtRV4jP-RkmuCJtKqFv0lgV-OLfs-9BTLSyu_9WSlOtBYqjrhMCbilu_UBAkCSHkG85S8VFP2B2nJQhwp4WahA/s1600/1f.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9SqtjRvRbZQvjbf9f0i5OsJ2pPKU4THUZ2GzQEAUwQtIpm2KF1x7bg6VfCxvitWjjG0cLUCWK9ZsuuZc7IJiPFxJS5rExQxDVi63BuIDRP6nshJDf97-W6HySXv3BHJfxW6UZBsSoDg/s1600/1g.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBxyOprI7QiVRnClzr8sxBhSUmQRwV1JTnBJlp5z67YDyI0E2AH0BHLJH5ipWJyOHuHU-P7Z2LYFocYqaT0FTH3gaJK4Oj4xokjHztn90EWSz2ckiFWaPmxR2XE0UCldlim4Tck01VSQ/s1600/1h.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBxyOprI7QiVRnClzr8sxBhSUmQRwV1JTnBJlp5z67YDyI0E2AH0BHLJH5ipWJyOHuHU-P7Z2LYFocYqaT0FTH3gaJK4Oj4xokjHztn90EWSz2ckiFWaPmxR2XE0UCldlim4Tck01VSQ/s320/1h.JPG" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUu9RktPQK9Mg04T24DRasa5upvhs_0x0V20xvASTSFKj_9qeXqZnTSRDOPLcvsTuayFNFJeYo_8_w6Cpx6eBapEx8yV99XXyEiwb3A1kl0rLJVYzo3VVVWmlKQz9QHKFrRTrMQ_HNlQ/s1600/1i.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUu9RktPQK9Mg04T24DRasa5upvhs_0x0V20xvASTSFKj_9qeXqZnTSRDOPLcvsTuayFNFJeYo_8_w6Cpx6eBapEx8yV99XXyEiwb3A1kl0rLJVYzo3VVVWmlKQz9QHKFrRTrMQ_HNlQ/s320/1i.JPG" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjky38acuXLErq8Y6H9kF4EfaL-C9D9s6YJ9vumnkR9VdjuzcS-e2VDv1wCg1ILXMZ_2asqVTkP5XVs_S3JOgmf8JrRJ60MLR9pskiNu6CkNZ8Jo-dI3YgSsJ_PCQ6-MgT42Tf4EXjOcg/s1600/1j.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-39185821372271255292011-11-02T19:28:00.000-07:002011-11-02T19:28:56.609-07:00Mawar Di Halaman Belakang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></strong><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span> <div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-indent: 42.55pt;"><i>Special Tanks to: Ersin Kaplan</i></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTVksFZx0DZFeHniczLR7NmsatlvN9eKhI4rk77INdKGj6i_WJjehyphenhypheni6proooErE4XfvER3mRpqv9WfOpk032Gebnq8Cphv0wJ8uFyqcH3IaQzhByfa8I2q3agYI0nJAjuEJk8Fp8Cvw/s1600/mawar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTVksFZx0DZFeHniczLR7NmsatlvN9eKhI4rk77INdKGj6i_WJjehyphenhypheni6proooErE4XfvER3mRpqv9WfOpk032Gebnq8Cphv0wJ8uFyqcH3IaQzhByfa8I2q3agYI0nJAjuEJk8Fp8Cvw/s320/mawar.jpg" width="320" /></a></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Di halaman rumah kami tumbuh bunga mawar yang indah, berdiri gagah seperti sebatang pohon. Warnanya merah jambu, memiliki mahkota bunga lebar serta batang yang kokoh. Dari arah kamar tidur aku dapat melihat mawar itu tumbuh, daun-daunnya yang kecil dan sedikit berduri bisa aku perhatikan setiap kali membuka jendela di pagi hari.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Aku rasa bunga mawar itu sudah tumbuh sebelum kami menempati rumah ini. Karena Mom tidak mungkin mempunyai banyak waktu untuk menanam apalagi merawat tanaman di pekarangan. Apalagi Daddy. Yang aku ingat, pada waktu kecil aku senang sekali berada di dekat pohon mawar seraya membaca buku mungil <i>Beatrix Potter</i> hadiah dari Daddy pada natal tahun lalu. Membayangkan menjadi Peter si kelinci kecil yang menyelundup di<span> </span>antara semak mawar.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Ya, pohon mawar itu sudah tumbuh ketika kami baru menempati rumah yang cukup besar di ujung jalan di pinggiran kota Sheffield. Sebelumnya kami tinggal di rumah bersama kakek dan anggota keluarga yang lain di pusat kota. Setelah kakek meninggal dunia di usia yang hampir seratus tahun, (menurut Daddy, keluarga kami memang beruntung dikaruniai usia panjang dan sehat, bahkan, masih menurut Daddy, kakek buyut kami ada yang usianya sampai lebih dari dua ratus tahun! Entah, aku sendiri tidak yakin akan hal itu ) Daddy dan Mom mulai merasa tidak nyaman berada di rumah peninggalan kakek. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"> Mereka berpikir, rumah itu sudah tidak layak lagi dihuni. Kehadiran anggota keluarga lain itulah yang membuat Dad dan Mom memutuskan untuk pindah. Karena rumah peninggalan kakek tidak hanya dihuni oleh kami, melainkan oleh anggota keluarga dari bibi dan keluarganya, paman dan keluarganya, yang masing-masing mempunyai lima anak laki-laki, tiga gadis remaja, juga dua bayi yang setiap malam menjerit-jerit membuatku tidak dapat membedakan mana siang dan malam karena bising. Bisa dibayangkan bagaimana ramainya kehidupan kami waktu itu. Aku heran, kenapa usia keluarga kami relati<span lang="IN">f</span> panjang, jika rumah yang hanya dua lantai itu ditempati oleh keluarga besar yang selalu ramai.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Beruntung, Daddy mendapatkan rumah yang nyaman ini dari seorang kenalan di tempatnya bekerja. Katanya, dulu rumah ini dihuni oleh pedagang keturunan Turki, karena usaha mereka di Inggris mengalami kebangkrutan, rumah ini pun di jual dan mereka kembali ke Turki. Meski katanya di jual dengan harga yang tidak terlampau mahal, tapi Daddy yang hanya seorang pegawai rendah di kantor pos itu harus menambahkan uangnya dengan tabungan Mom yang bekerja paruh waktu sebagai penjaga toko c<span lang="IN">i</span>nderamata agar dapat membeli rumah yang nyaman ini.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Selain kursi, <span><span> </span></span>peralatan rumah tangga dan beberapa <span lang="IN">f</span>oto keluarga, tidak ada yang berubah dari rumah ini. Di dinding rumah masih menempel kaligrafi berbahasa arab berbagai warna dan motif. Di kamarku, (akhirnya aku memiliki kamar sendiri, tidak berdesakan dengan para keponakan seperti di rumah kakek dulu)<span> </span><span> </span>sebuah karpet yang sangat halus terhampar di lantai. Membuat telapak kaki terasa hangat saat menjejak di atasnya pada pagi buta manakala musim dingin tiba.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Di seberang tempat tidur, ada sebuah jendela yang menghadap ke halaman belakang. Dari balik jendela inilah untuk pertama kalinya aku melihat pohon mawar berwarna merah jambu, menyemak seperti harum manis yang terlalu banyak di sebuah sudut pasar malam. Yang paling menyenangkan adalah <span><span> </span></span>aku bisa melompat dari jendela untuk langsung menyerbu halaman belakang menuju pohon mawarku tanpa mesti berputar ke depan pintu<span lang="IN">.</span> Pohon mawarku, <span><span> </span></span>aku sudah merasa pohon mawar itu milikku dan aku harap orang yang pertama kali menanam mawar itu di halaman belakang tidak marah karena aku sudah mengaku-ngaku.</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 42.55pt;">***</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Aku tidak pernah mengira, jika mawar di halaman belakang<span> </span><span> </span>akan tumbuh sangat indah seperti sekarang, jika mengingat dulu, satu bulan setelah kami menempati rumah ini, Daddy dengan <span lang="IN">merasa berkuasanya</span> merusak, memotong, dan hendak memusnahkan semua tanaman yanga ada di halaman belakang, termasuk pohon mawar kesayangank<span lang="IN">u. </span>Apakah Daddy tidak tahu, jika di antara semak di bawah pohon mawar itu hidup <i>Petter Rabbit</i> dan keluarganya?</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Ceritanya, waktu kami bertiga sedang menikmati hari libur bersama di ruang keluarga. Daddy yang sedang membaca <span lang="IN">k</span>oran hari minggunya tiba-tiba berseru.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span> </span>“Bagaimana kalau kita membersihkan halaman belakang, <span><span> </span></span>nampaknya sudah banyak semak belukar tumbuh di sana!”</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span> </span>“Bukankah dari pertama kali menempati rumah ini sudah kubilang, halaman rumah kita seperti hutan, kamu harus segera merapikannya sebelum hewan-hewan <span lang="IN">yang disembunyikannya</span> mencelakai kita, Robert.” Ujar Mom, perhatiannya beralih dari televisi yang sedang ia tonton<span lang="IN">.</span> semenjak bekerja <span lang="IN">paruh </span>waktu di toko cenderamata, Mom jadi jarang menonton acara televisi, bahkan <i>Talkshow </i>Oprah Winprey yang menjadi tontonan wajibnya pun mulai ia tinggalkan, semua demi mengisi kembali tabungan Mommy yang terkuras<span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">B</span>eruntung jatah uang sakuku tidak berkurang, dan buku-buku bacaan pun masih terus bertambah tiap bulan, hanya makan malam kami saja yang terasa mulai membosankan. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><em><span lang="IN" style="font-style: normal;">“</span></em><em><span style="font-style: normal;">Mulai sekarang kita perlu menghemat Mark</span></em><em><span lang="IN" style="font-style: normal;">.”</span></em><span lang="IN"> </span><span lang="IN">K</span>ata Mom padaku ketika kami berbelanja di supermarket tempo lalu, seraya memasukan lima bungkus sereal, susu, dua botol saus, <span lang="IN">s</span>ebotol kecil mustard, tiga ekor salmon, beberapa botol minuman ringan, dan satu kaleng biscuit<span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Mom senang ngemil biskuit kaleng sebelum tidur, padahal ia baru saja makan malam<span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><i><span lang="IN">“</span></i><em><span style="font-style: normal;">Apakah ini yang dinamakan menghemat Mom?</span></em><em><span lang="IN" style="font-style: normal;">”</span></em> Mommy tidak menjawab<span lang="IN">nya</span>.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">“Apakah kamu mau membantu membabat hutan di halaman belakang, Mark? “ Aku hanya menggeleng, tidak menghiraukan perkataan Dadd. Petualangan <i>Petter Rabbit</i> dan cerita-cerita Roald dahl lebih menarik bagiku. Aku hanya bilang begini ketika Dadd beranjak dari kursinya menuju gudang untuk mengambil perkakas guna membersihkan halaman belakang.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">“Jangan sampai perkakas Daddy menyentuh pohon mawarku, Jangan sampai perkakas Daddy menyentuh pohon mawarku<span lang="IN">, ingat</span>!”Aku sampai mengucapkannya dua kali.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Seharian, <span><span> </span></span>mom menghabiskan waktunya di dapur, memasak untuk makan malam nanti<span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">A</span>ku dengan buku bacaanku di ruang keluarga sedang Dad dengan gunting tanaman dan perkakasnya di halaman belakang.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Setelah bosan dengan bacaanku, aku beranjak menuju halaman belakang, memastikan apakah gunting tanaman Daddy benar-benar tidak menyentuh semak mawar. Apa yang terjadi di halaman belakang? Acara membersihkan halaman yang aku kira hanya membersihkan semak belukar dan rerumput liar ternyata tidak lain adalah arena pembabatan hutan<span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN">“S</span>emua tanaman Daddy tebang<span lang="IN">!”</span> Aku berteriak begitu mengetahui pohon mawarku telah menjadi korban kekejaman gunting tanaman Daddy yang mengerikan.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">“Kenapa Daddy menebangnya<span lang="IN">?</span>” Teriakku histeris. Dad, setelah melakukan kejahatan itu hanya berkata, <span lang="IN"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN">“H</span><em><span style="font-style: normal;">anya semak mawar, nanti juga tumbuh lagi, sudah, untuk apa menangis lelaki kecil?</span></em><em><span lang="IN" style="font-style: normal;">”</span></em><i><span lang="IN"> </span></i>Daddy tidak mendengarkan. <span><span> </span></span>Aku berlari ke arah kuntum-kuntum mawar dan daun-daunnya yang <span lang="IN">rontok</span>. Daddy kejam! Bukankah tadi sudah kubilang, jangan sentuh pohon mawarku, karena di sini hidup <i>Peter Rabbit</i> dan keluarganya <span lang="IN"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">“Kenapa Daddy menebangnya<span lang="IN">?</span>” <span lang="IN">tanyaku </span>dengan suara yang nyaris tidak terdengar olehku sendiri. Di antara kuntum mawar di atas rumput aku duduk, meraih setangkai mawar terakhir lalu bangkit, membawa serta setangkai mawar ke rumah untuk di masukan ke dalam vas, menaruhnya di atas lemari yang berhadapan dengan ruang keluarga, supaya Mom, terutama Daddy tahu betapa aku sangat mencintai mawar ini.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Setiap hari, sebelum berangkat dan pulang dari sekolah, pekerjaanku tidak lain adalah memandangi sekuntum mawar di dalam vas<span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">S</span>ebentar lagi mungkin akan layu lalu mati. Aku berbicara padanya setiap hari, kadang disertai nyanyian tidak jelas<span lang="IN"> juga </span>kadang disertai isak<span lang="IN">.</span> Mom sampai bingung melihat tingkah lakuku yang aneh semenjak kehilangan pohon mawar, sedangkan Dadd, aku tidak peduli lagi pada<span lang="IN">nya</span>. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari kuntum mawarku tidak juga mati. Pada hari kelima aku ingin mengganti airnya, ketika aku mengambilnya dari vas bunga, aku melihat bahwa di bawah batang mawar itu, telah tumbuh akar <span lang="IN">dengan sendiri.</span><span lang="IN"> </span><span lang="FR">Aku merasa air mata mengisi pelupuk mataku, lalu jatuh tanpa sempat aku sentuh. Mawarku kembali hidup</span><span lang="IN">.</span><span lang="FR"> Aku pun memindahkan mawar itu ke tempatnya semula, di hamanan belakang, berdampingan dengan rumput-rumput kecil, dan mereka berpelukan satu sama lain sekarang. Ketika mawarku mekar, sepertinya ada sebatang pohon juga mekar di dalam jiwaku.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Di usiaku yang ke delapan belas, ketika aku sudah mempunyai adik perempuan bernama Matilda, yang juga sangat mencintai bunga Mawar di halaman belakang, seseorang bertamu ke rumah kami. Matilda yang membuka pintu. Mom kemudian muncul dari dapur, mempersilakan tamu itu untuk masuk. Tidak lama kemudian Matilda berlari ke kamarku, mengatakan, kalau ada tamu yang hendak melihat pohon mawarku di belakang, Mom menyuruhku untuk menemaninya. Apakah tidak ada pekerjaan yang lebih penting dari sekedar mengantarkan seorang asing jalan-jalan ke halaman belakang? Apakah orang itu tidak mempunyai kaki?</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Yang kutemui di ruang tamu adalah seorang gadis sebaya denganku. Dari wajah dan <span lang="IN">pakaian </span>yang ia kenakan sepertinya ia bukan berasal dari daerah ini, bahkan bukan berasal dari negeri ini. Menurutku gadis itu cukup cantik, tidak cukup, tapi memang cantik, aku <span lang="IN">terpesona</span>. Mengantarkannya melihat mawar di halaman belakang sepertinya menyenangkan. Kain putih polos yang menutupi kepalanya menandakan ia adalah seorang gadis muslim.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span> </span>“Mark, ini Hilal Yilmaz, ia berasal dari Turki, dulu, sebelum kita, keluarga Hilal<span lang="IN">-</span>lah yang pertama kali menghuni rumah ini. Sekarang Hilal kuliah di London, berkunjung ke rumah kenangannya khusus untuk melihat semak mawar yang waktu kecil pernah ia tanam di halaman belakang. Hilal bertanya apakah pohon mawarnya masih tumbuh, Mom jawab, tentu saja, karena kamu adalah orang yang telah merawat mawar itu selama ini<span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">J</span>adi kamu jugalah yang harus mengantarkan Hilal menemui bunga mawarnya, Mom masih ada urusan di dapur<span lang="IN">.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN">“</span>Matilda<span lang="IN"> bisakan</span> membantu Mom membuat pudding,” Mom seraya beranjak ke dapur, Matilda mengikutinya dari belakang. <span lang="IN"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="FR">Aku mengangguk pada gadis Turki itu. Ternyata dialah </span><span lang="IN">yang memiliki </span><span lang="FR">pohon mawarku</span><span lang="IN"> sebelumnya</span><span lang="FR">.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="FR">Di halaman belakang gadis itu sibuk mengabadikan pohon mawar dengan kamera </span><span lang="IN">dari telepon genggamnya</span><span lang="FR">, mengabaikanku, ia kira aku patung</span><span lang="IN">. </span><span lang="FR"><span> </span>Ia kira aku <em>guide</em></span><em><span lang="IN">-</span></em><span lang="FR">nya </span><span lang="IN">saja.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="FR">“Waktu kecil aku senang sekali memandangi mawar ini dari balik jendela kamarku</span><span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">K</span><span lang="FR">amu percaya jika aku memperoleh benih mawar ini dari dalam mimpi? Sesosok peri dari kastil di atas bukit, memberikan benih mawar padaku</span><span lang="IN">. K</span><span lang="FR">atanya akan ada keluarga kelinci yang akan berumah di bawah semak mawar</span><span lang="IN"> bila aku menanam mawae ini. M</span><span lang="FR">enurut dia, mawar ini kelak akan mengantarkanku pada seorang pangeran Inggris. Ketika aku terjaga pada pagi harinya, aku dapati sekotak mawar mungil di samping tempat tidur, apakah Ummi atau Abi yang menaruhnya di sana aku tidak tahu, karena hari itu pun tepat hari ulangtahunku. Sayang, aku belum sempat melihat keluarga kelinci hidup di bawah semak, ketika mawar itu mulai tumbuh, kami sekeluarga harus meninggalkan negeri ini</span><span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Untuk </span><span lang="FR">pulang ke Turki</span><span lang="IN">.</span><span lang="FR">” </span><span lang="IN">Kisah </span><span lang="FR">gadis itu.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN">Dalam hati, aku memercayainya</span><span lang="FR"> dan tentu mawar-mawar ini senang bisa bertemu kembali dengan orang yang pertama kali </span><span lang="IN">mencurakan kepada </span><span lang="FR">mereka kasih sayang.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div align="right" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: right; text-indent: 42.55pt;"><span lang="FR"> Cianjur 2010</span></div><span lang="FR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-2519921382722911062011-11-02T19:23:00.000-07:002011-11-02T19:23:01.288-07:00Minyak Telon Ibu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FR" style="font-family: "Garamond","serif";">Akhirnya aku mengerti. Kenapa ibu selalu melumuri kulitku dengan minyak telon saban pagi. Tatkala matahari menyeruak dari balik daun singkong, mengintipku melalui celah jendela, lalu dengan pelukannya yang lembut ibu membawaku ke ladang singkong guna menjemur dan membasuh telapak kakiku dengan bulirbulir embun. Aroma telon yang harum akan menjadi azimat jika kelak engkau tersesat, bisik ibu di sela doanya pagi itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FR" style="font-family: "Garamond","serif";"><br />
Ibu adalah baiduri, tempat pertama kali aku mengenal cinta. Suatu hari, kulihat baiduriku diamdiam menjatuhkan embun serupa pecahan beling di kedua danau pada wajahnya yang bening. Bapak pulang, membawaku pergi dari rumah di samping ladang singkong. Suara ibu terdengar samar, memanggilku untuk kembali. Tapi bapak malah menyuruhku memanggil perempuan lain dengan sebutan ibu. Padahal belum sekalipun ia melumuri tubuhku dengan minyak telon dan doadoa seperti yang dilakukan ibu padaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FR" style="font-family: "Garamond","serif";"><br />
Ibu benar, aku tidak akan bisa pergi terlalu jauh darinya. Kota membuat telingaku tuli, bangku kayu terlalu sunyi untuk kujadikan kawan berbagi. Tubuhku mulai di tumbuhi lumut, jalan pulang mulai berkabut. Kucari aroma minyak telon di sudutsudut gang, di malammalam tanpa mimpi, di etalase toko, tapi tidak ada satu pun minyak telon yang bisa mengantarkanku ke ladang singkong, kepada surga di bawah telapak kakimu.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FR" style="font-family: "Garamond","serif";"><br />
<span> </span>2010</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-7191534756387337222011-11-02T16:33:00.000-07:002011-11-02T16:33:27.882-07:00Tanda Tangan Penyair<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZkOV5RQSouC3gO6MF289CwqeLlZayAdpdZzYgVkLZZEm8cNlXdBaguam3VFxhkA7Y8ZJF-6AzUiMrqqGa6rT2eQVMED6E-Zr-WQvf7TzojHWy87kiallha1CEVcHexFmW67blJZsXoQ/s1600/godi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZkOV5RQSouC3gO6MF289CwqeLlZayAdpdZzYgVkLZZEm8cNlXdBaguam3VFxhkA7Y8ZJF-6AzUiMrqqGa6rT2eQVMED6E-Zr-WQvf7TzojHWy87kiallha1CEVcHexFmW67blJZsXoQ/s320/godi.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-KKszs0K4LTxx5w2jf55Fa3NIHrBwYMWqr79GUgCH8HfhCQO0DHCF44kjBFL7PujPPte9DKH7zvhGxnbO-dKUUF0DkrxAS1cnBH4NigkEMrZl3BdoivpUCl7UbGTuFkmw0yA3JAQ7Lw/s1600/acep.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-KKszs0K4LTxx5w2jf55Fa3NIHrBwYMWqr79GUgCH8HfhCQO0DHCF44kjBFL7PujPPte9DKH7zvhGxnbO-dKUUF0DkrxAS1cnBH4NigkEMrZl3BdoivpUCl7UbGTuFkmw0yA3JAQ7Lw/s320/acep.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVIbTTOsi5txuaIGV4W-NkxDCAXP-Z_a8-MVrNqPbm_TC4UAcv5NXNHm35cx_4XvoSKK6fOydWJb-It-0u3M0z6DSOk0-m_PT0BOhdHhRorzHVQBr3wkUtTn9jpsa1k0gHWUbOzsrgsw/s1600/Copy+of+307768_2380463904782_1046198814_32404418_1914639031_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVIbTTOsi5txuaIGV4W-NkxDCAXP-Z_a8-MVrNqPbm_TC4UAcv5NXNHm35cx_4XvoSKK6fOydWJb-It-0u3M0z6DSOk0-m_PT0BOhdHhRorzHVQBr3wkUtTn9jpsa1k0gHWUbOzsrgsw/s320/Copy+of+307768_2380463904782_1046198814_32404418_1914639031_n.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dalam tempo tidak lebih dari dua minggu ini aku bersua dengan dua orang tokoh penyair, sastrawan dan budayawan Indonesia di Cianjur. Kang Godi suwarna, dan sapardi djoko damono. Beberapa tahun lalu, aku pun merasa beruntung dapat bertemu, bahkan duduk satu meja dengan Acep zamzam noor pada acara diskusi puisi di kafe seorang pelukis, Adam jabar, sempat photo-photo dan minta tanda tangannya juga. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika aku bisa bersua, mengobrol dan berjabat tangan dengan beliau! Sungguh akhir-akhir ini banyak sekali keajaiban –Nya yang Ia tampakan padaku.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kang Godi suwarna, orangnya sangat ramah, beliau bahkan menyapaku lebih dulu, dan ketika aku bertanya bagaimana caranya agar tulisan yang kita buat bisa memiliki ruh, beliau menjawab dengan cepat, detail dan sangat menyenangkan. Waktu itu aku bertemu kang Godi, yang kemarin baru saja membacakan puisi sundanya di Jerman, saat aku diundang jadi pembicara di SMANSA Cianjur, bersamaan dengan acaranya </div><div class="MsoNormal"> Kang Godi di ruang lain!</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sapardi Djoko Damono, sebagai seorang guru<span> </span>besar. Dengan senang hati beliau melayani permintaan tanda tangan dariku. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-71409666341233788782011-08-19T18:41:00.001-07:002011-08-19T18:41:40.173-07:00Puisi Penyair Korea<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Harga : Rp 70.000<br />
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia<br />
Tangal Penerbitan : April 2007<br />
Bahasa : Indonesia dan korea<br />
Halaman : xxii + 228 hlm<br />
Ukuran : 13,5 x 22,5 cm<br />
Alih bahasa : Chung young Rim<br />
Kata pengantar dan Editor : Sapardi Djoko Damono<br />
<br />
Membaca semua puisi dalam buku ini seperti menikmati sebuah pagi yang tenang, sajak-sajaknya bersahaja, tidak terlalu membuat pusing kepala, seperti puisi Kim Dongmyeong berikut ini:<br />
<br />
Hatiku<br />
<br />
Hatiku adalah danau<br />
engkau mendayung datang<br />
aku memeluk bayangan putihmu<br />
bagaikan permata hijau<br />
akan kuremukkan diri di ujung perahumu<br />
<br />
Hatiku adalah api lilin,<br />
kau tutupi pintu itu.<br />
Tergetar aku sentuhan ujung lengan baju suteramu dengan<br />
tenang,<br />
membakar diri sampai tetes terakhir<br />
<br />
Hatiku adalah pengembara,<br />
engkau tiupkan sulingmu.<br />
Aku mendengarnya di bawah rembulan, dingin-senyap<br />
kutidak akan tidur sepanjang malam<br />
<br />
Hatiku adalah daun yang berguguran,<br />
ku minta kau singgah sejenak di pekaranganku<br />
bila angin bertiup, kubagaikan pengembara<br />
dengan sepi, akan kutinggalkan dirimu.<br />
<br />
Kim Dongmyeong<br />
<br />
Coba simak puisi Lee Janghui ini:<br />
<br />
Musim Semi Adalah kucing<br />
<br />
Pada bulu kucing yang halus bagaikan bunga<br />
masih terasa halus lembut semerbak musim bunga<br />
bergolak nyala api musim semi<br />
pada bulat mata kucing, bagaikan genta emas<br />
bergolak nyala api musim semi<br />
<br />
Pada bibir kucing yang terkatup lembut<br />
tersurat kantuk musim bunga<br />
<br />
Pada kumisnya yang lurus tajam<br />
menari-nari semangat musim bunga.<br />
<br />
Lee Janghui <br />
<br />
<br />
Atau puisi Noh Cheonyeong:<br />
<br />
Jangkrik<br />
<br />
Karena tidak baik di ketahui tempat sembunyi<br />
karena tidak baik menampakan keadaanmu<br />
kau menangis dalam diam sepanjang malam<br />
<br />
Pada malam hari ada yang menangis bersamaku<br />
waktu terang bulan aku sembunyikan kau<br />
dalam-dalam<br />
hari ini pun di balik tangga batu<br />
kau tetap menjaga malamku yang sedih<br />
<br />
Noh Cheonyeong<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam buku ini, selain kita bisa menikmati puisi-puisi dari para penyair Korea pada tahun 1920-an hingga 1950-an dalam dua bahasa, korea dan indonesia, kita juga bisa mengetahui biodata masing-masing penyairnya, hingga sedikit banyak kita tahu bagaimana proses kreatif serta sejarah kesusastraan korea.<br />
<br />
Menurutku puisi yang paling menarik adalah puisi yang berjudul Puisi Buat Rakyat Indionesia, yang di tulis Park In - Hwan, bagaimana di dalam puisi tersebut di gambarkan situasi bangsa Indonesia sewaktu masih di jajah oleh Belanda, rasa nasionalis saya terpacu ketika membaca puisi yang cukup panjang ini ( Hingga saya tidak sempat menulisnya di catatan ini, maaf ya ) simak larik berikut ini:<br />
<br />
Belanda tidak membina gereja<br />
seperti portugis dan spanyol<br />
tidak mendirikan Bank seperti orang inggris<br />
pribumi tidak punya minat menabung<br />
tidak punya uang juga<br />
belanda membangun jalan-jalan baru<br />
membawa harta benda ke negaranya<br />
dari gudang asia tanpa izin pemiliknya..<br />
<br />
Hmmm.. dari pada ngantuk baca tulisan saya yang membosankan ini, lebih baik kita baca uraian kata pengantar dari sang pakar, pak Sapardi Djoko Damono, di bawah ini saya tulis sebagian kata pengantar dalam buku itu, saya persilahkan pak sapardi untuk memberikan Kata pengantarnya<br />
<br />
“Silahkan Pak Sapardi.” kata saya.<br />
<br />
“Makasih Rumput..” kata Pak Sapardi.<br />
<br />
Kata pengantar Puisi buat Rakyat Indonesia<br />
<br />
Kebudayaan Korea telah melahirkan tradisi tulis sejak ribuan tahun yang lalu, yang pada awalnya memang tidak bisa di pisahkan dari tradisi tulis Cina. Cina, Korea dan Jepang di tinjau dari kejauhan tampak serupa, tetapi yang dalam kenyataannya masing-masing menunjukan ciri khas seperti yang tersurat dalam keseniannya. <br />
<br />
Tanpa harus bersandar pada kaum romantik, dalam puisi korea alam muncul tidak hanya sebagai acuan tetapi lebih sebagai jiwa yang berdenyut dalam kehidupan bangsa itu. Manusia adalah bagian tidak terpisahkan dari alam. Kesadaran semacam itulah yang menyebabkan para penyair korea menempatkan alam tidak sekedar sebagai sandaran citraan dan perlambangan, tetapi sebagai roh puisinya.<br />
<br />
Ciri lain yang menonjol dalam puisi yang terkumpul dalam buku ini adalah ungkapan kemarahan atau rasa tertekan bangsa korea terhadap penjajahan jepang selama puluhan tahun. Yang khas dalam pengungkapannya adalah penggunaan perlambangan alam untuk mengungkapkan pengalaman itu. puisi lirik yang di tulis penyair-penyair seperti Kim Doongmyeong, Kim Donghwan, dan kim sangying di pergunakan untuk mengungkapkan rasa tertekan itu. ...<br />
<br />
Sapardi Djoko Damono<br />
<br />
Sebagai penutup, saya tulis satu buah sajak dari Joo Yohan (1900-1979), seorang penyair yang sempat di asingkan ke Shanghai.<br />
<br />
Bunyi Hujan<br />
<br />
Hujan datang<br />
malam membentang sayap dalam senyap<br />
bisik hujan di halaman<br />
seperti ciap anak ayam<br />
<br />
Bulan gerhana nampak seperti benang<br />
musim semi mengalir di sinar mentari<br />
angin panas pun berhembus<br />
tapi malam gelap ini hujan mulai datang<br />
<br />
Hujan datang<br />
para tamu yang datang mendekat mesra<br />
aku membuka jendela dan ingin menyambutnya<br />
tetapi hujan berbisik tidak kelihatan<br />
<br />
Hujan datang<br />
di halaman, di luar jendela, di atas genting.<br />
Hujan datang membawa berita baik<br />
sampaikan itu pada hatiku<br />
orang lain tidak perlu mengetahuinya<br />
<br />
<br />
Joo Yohan. <br />
<br />
Dan di bawah ini saya tulis juga dua orang Joo Yohan kecil, satu tinggal di Gresik Aji S Ramadhan, satu lagi entah tinggal dimana..<br />
<br />
Hujan menyapaku<br />
di lantai tak mengeras<br />
walau sakit menatapku<br />
mungkin hilang jika tersenyum.<br />
<br />
" Apakah butiran hujanmu sedingin disini?"<br />
<br />
kicauan rintik air<br />
terjatuh di biri-biri langit<br />
tetesan sunyi,<br />
akan menempel di dedahan membiru<br />
hingga aku lantunkan syair<br />
empedu membocor untuknya<br />
<br />
Gresik 19-02-2010. Aji S Ramadhan.<br />
<br />
Udara sedingin nyala lampu yang tersaput hujan<br />
butiran bening laksana beling<br />
bersama angin<br />
menampar genting<br />
<br />
Air bah,<br />
sesuatu telah membuatnya jatuh<br />
aku kira tadi malam ada seseorang yang berdoa <br />
agar bumi segera di basuh<br />
seorang lelaki memang telah lama berkarat tanpa cinta di kota itu.<br />
<br />
cianjur,19-02-2010 lelaki rumput<br />
<br />
Salam.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span class=""><img alt="" class="photo_img img" src="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/27007_1304340762376_1046198814_30827991_4253744_n.jpg" /></span></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-75166535726602282932011-08-19T18:40:00.001-07:002011-08-19T18:40:04.709-07:00Catatan Tidak Penting Sekali<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong>Kadang, mengingat hal-hal konyol dari diri sendiri bisa menyegarkan pikir dan rasa yang mulai jenuh dan penat lho. Berikut ini daftar keanehan dan kekonyolan yang pernah aku lakukan:</strong><br />
<br />
- Waktu kelas enam SD, aku pernah bilang gini pada calon wakil rakyat yang akan turun dari atas panggung seusai kampanye, "Pak, bunga mawarnya bagus, warna kuning, bolehkah saya memintanya buat kenang-kenangan?" disertai tawa renyah bapak itu pun memberikan bunga mawar kuning dari dalam saku kemejanya padaku. Sejak saat itu, aku berpikir, jika besar nanti aku mau pilih partai yang warnanya kuning saja, seperti warna mawar yang diberikan bapak calon wakil rakyat itu. Hoho.. parah ya.<br />
<br />
- Gak tahu kenapa, setiap kali kirim cerpen atau puisi ke koran dan lomba, pasti aku pilih cerpen atau puisi yang menurutku paling jelek, sementara karya yang menurutku lumayan, lumayan jelek maksudnya, aku kasih ke teman atau aku publish di Blog dan FB! Haha, gak niat banget jadi penulis ya ^^<br />
<br />
-Aku kurang peduli pada penampilan, bahkan ketika hendak pergi ke acara resmi bertemu Walikota aku hanya memakai sandal jepit! Alasannya karena teman yang mau meminjamiku sepatu tidak datang ke tempat acara ! hahaha..Bukan hanya itu, ketika mengikuti ujian kesetaraan selama beberapa hari, aku pernah juga cuma pakai celana olahraga berwarna hitam! Hehee..<br />
Terus, aku pun pernah ditegur ketua FLP Sukabumi karena memakai kaos dengan tulisan Jakarta UnderCover pada pertemuan FLP, padahal yang lain pakaiannya pada alim :D<br />
<br />
- Kamu percaya aku pernah mengikuti audisi Indonesain idol? Ya, aku pernah ikutan audisi idol di Bandung, bukan kemenangan yang kudapat, tapi rasa capek karena mesti pulang dengan cara jalan kaki dari Cianjur ke Sukabumi susuri Rel kereta api disebabkan kehabisan bekal di perjalanan hohoho..<br />
<br />
-Oh ya, kadang aku makan bakso di dalam gelas, bukan di mangkuk, kadang juga aku makan bakso ketika masih di dalam bungkus plastiknya !<br />
<br />
Satu lagi, sampai sekarang aku suka ketawa-tawa sendiri kalau ingat di suatu malam, ketika aku tidur di ruang baca DKC, ketika aku terjaga sebentar dan melihat notebooknya seorang penyair, temanku, di notebooknya itu aku lihat Film Crayon Sinchan yang lucu banget, hahhahaa..!<br />
<br />
<strong>Cukup dulu dari saya, teman-teman yang punya kekonyolan seperti di atas, boleh banget berbagi cerita di sini ^^</strong><br />
<span class=""><img alt="" class="photo_img img" src="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/148117_1611129351899_1046198814_31503548_6241015_n.jpg" /></span></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1380712341066483428.post-65324788802451820962011-08-19T18:36:00.001-07:002011-08-19T18:38:37.519-07:00Resep Penenang Hati Yang Luka<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">1.Sekali sehari duduklah di depan cermin<br />
2.Tataplah ke kedalaman matamu<br />
3.Dengarkan denyut jantungmu<br />
4.Tenangkan diri<br />
5.Tunggulah setetes airmata jatuh<br />
6.Ulangi selama tujuh hari<br />
<br />
Perhatian:<br />
Setelah selesai jangan lupa tersenyum pada dirimu<br />
<br />
sumber: Rehat hati 2, Nukila amal<br />
<br />
<br />
<br />
<span class="" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="photo_img img" height="112" src="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/148817_1604390703437_1046198814_31491041_5114051_n.jpg" width="200" /></span></div>Khoer Jurzanihttp://www.blogger.com/profile/17035975726578771915noreply@blogger.com0