Kamis, 17 November 2011

Puisi F. Garcia Lorca

Balada Air Garam

Sang laut
senyum di jauhan.

Gigi berbusa.
bibir cakrawala.

‘Apa yang kau jajakan, anak merana,
anak yang telanjang dada?’

‘Tuan, saya berjualan
air garam samudera.’

‘Apa yang kau bawa, anak kelam,
berbaur dengan darahmu?’

‘Tuan, saya membawa
air garam samudera.’

‘Ini asin airmata
datang dari mana, ibu?

‘Tuan, saya menangis
air garam samudera.’

‘Jiwa, pahit yang dalam ini,
dari mana munculnya?’

‘Sungguh pahit,
air garam samudera!’

Sang laut
senyum di jauhan.
Gigi berbusa.
bibir-cakrawala.