Jumat, 17 September 2010

Catatan Retak


Sejak malam menculikku dari rahimmu, kita tidak pernah lagi bertemu. kesunyian telah melumuri tubuhku dengan debu, merubah jiwa menjadi selembar papan tanpa kawan.

Aku tidak yakin kau akan kembali mengenaliku, saat kita bertemu, suatu hari nanti, di sebuah rumah paling aneh.

Aku tidak pernah lagi berucap kata rindu, yang sering kau senandungkan tiap kali mengajari anak-anak mengaji. Aku merasa tidak pernah terlahir dari rahimmu,merasa tidak pernah mengenalmu

: Kampung halaman terbakar
 
tidak ada yang bisa ku selamatkan
meski hanya setitik ingatan
tentang saudara yang di tinggalkan

Bukan jarak yang membuatku retak, karena jaraklah yang mengajariku bagaimana caranya bertahan dari rasa sakit.

Cintaku padamu telah begitu kerdil !

Bapak, ibu, aku lupa seperti apa rupa senyummu...

kalian tahu, anakmu telah tersesat dalam labirin cerita yang di karangnya sendiri.

"Tuhan, tolong kirim selimut paling hangat untuk bapak, juga untuk ibu yang berada dalam hening batu-batu!"
cianjur 2009

0 komentar:

Posting Komentar