Pingkan akan kembali mengunjungi masa  kecilnya pagi ini. Tidak ada bekal uang atau pakaian
hanya di temani beberapa tangkai bunga kecil yang nanti akan ia berikan pada pohon mangga
yang daun-daunnya berwarna cokelat pekat, mengeluarkan aroma batu sungai,
aroma yang sangat ingin ia hirup untuk memompa jantungnya agar tetap hidup.
hanya di temani beberapa tangkai bunga kecil yang nanti akan ia berikan pada pohon mangga
yang daun-daunnya berwarna cokelat pekat, mengeluarkan aroma batu sungai,
aroma yang sangat ingin ia hirup untuk memompa jantungnya agar tetap hidup.
Pingkan pun melangkahkan kakinya melewati sebuah pintu yang dijaga  ketat oleh beberapa raksasa biru bermata bola-bola merah sunyi, yang  kapan saja bisa melahap tubuh mungilnya, Pingkan menanggalkan alas  kakinya agar bumi yang ia injak bisa lunak dan empuk. Pingkan tahu,  untuk sampai ke masa kecilnya, ia harus suci dari apa pun yang menempel  dalam jiwa raganya.
Demi pohon mangga dan masa kecil yang indah, maka tanggallah sebiji  matanya, gigi, hidung, paru-paru, kecemasannya, keragu-raguannya.
Pingkan tahu ia tidak punya apa-apa lagi saat ini, hanya perasaannya  pada Pohon Mangga yang terpelihara senantiasa, serta setangkai bunga  kecil untuknya, seseorang yang paling ia sayangi melebihi apa yang ia  miliki.
cianjur 2010




 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
0 komentar:
Posting Komentar