Sabtu, 04 Juni 2011

Puisiku Di Jurnal Puisi Amper

"Lukislah apa yang ada di hadapanmu" tutur seorang pelukis, ketika aku dan kang Yusuf gigan bertamu ke rumahnya. Dan malam itu, ketika aku ingin sekali menulis sesuatu,  aku pun menulis apa yang benar-benar ada di depan mata; seekor kucing yang tiap malam tidur di kamarku, menyebabkan tikus yang biasa hilir mudik di tempat tidur tidak berani mendekat.

Ketika menulis itu, aku teringat pada aktivitasku dulu, ketika masih sering berjalan malam-malam di tengah kota, orang lain menyebutku pedagang asongan, namun aku lebih senang berjalan menyusuri gang-gang gelap, sepi, kotor ketimbang lalu lalang di keramaian mencari pembeli, melihat orang-orang yang tidur berderet di mushola pasar, di lapak pakaian bekas, di trotoar. Aku pun sering tidur di pasar yang sudah sepi tersebut, ketika bangun, rokok dan barang-barang dagangannku sudah hilang di curi, atau paling mujur, pernah juga di pukuli tiga orang preman karena di anggap mengganggu tidur mereka.

Aku suka dengan dini hari di kota Sukabumi, lengang, temaram.

Pengalaman itulah yang mendasari aku untuk menulis puisi ini, betapa nikmatnya udara malam, tidak seperti sekarang, sebagai buruh aku tidak kuat begadang, sebab aktivitasku sekarang lebih banyak di waktu siang, dan malam hari aku harus tidur, kalau tidak, besoknya bisa kena marah bos karena mengantuk.

Merupakan sebuah keajaiban jika ada satu dua karyaku yang di muat di sebuah jurnal, atau kelak di muat  di koran, buku, atau majalah misalnya.

Terimakasih yang tidak terhingga kepada semua sahabat yang terus mendorong saya untuk berkarya di tengah segala keterbatasan yang ada :)

Terimakasih juga kepada Kang Faisal syahreza yang sudah mencantumkan satu bait di puisi Kucing ini pada cerpennya yang berjudul Kucing Keempat, di muat di lampung post. Dapat di baca di:

http://www.sriti.com/story_view.php?key=3828

Salam hangat

Kucing 1

Kucing yang tiap malam tidur bersamaku
Di atas lantai tanpa tikar
Tidak akan terjaga sebelum jemariku mengelus kepalanya.
Seperti halnya diriku, kucing itu senang sekali tidur
Seolah ruhnya sedang tamasya dan lupa pulang ke raga
Padahal kita sama-sama memejamkan mata selepas isya.
Tidak ada dengkur, hanya perutnya turun naik dengan teratur.

Aku adalah tukang tidur
Di manapun, tanpa bantal dan kasur, aku bisa mendengkur
Apabila tidur malamku kurang,
Siang hari jalanan akan nampak lebih panjang
Aku akan sangat mengantuk,
Putraku tewas tertabrak truk karena supirnya mengantuk

Tapi malam ini trotoar tempat kami biasa terlelap
Dipenuhi orang-orang yang entah berasal darimana.
Tidur mereka seperti tidur abadi barisan prajurit.
Khusuk sekali.
Aku dan kucing pun berjalan menapaki debu
Mencari tempat lain untuk terlelap
Sebelum angin malam terasa lebih dingin dan jahat.

Cianjur 2010

Kucing 2

Dengan senang hati kubagi sebungkus nasi
Yang aku peroleh dari tempat sampah
Dengan seekor kucing, yang kupercaya
Adalah titisan putraku tercinta.
Aku mencintainya, sebagaimana aku mencintai hujan
Yang turun perlahan
Basahi luka yang tertoreh tadi pagi
Saat pemilik kios menghardik dan mengusirku

Sebagaimana pengembara
Kami saling menjaga
Kadang, tatkala tidak kudapati selembar kardus pun
Untuk melindungi tubuh dari hawa dingin
Kucing menyelimuti kulitku dengan bulu-bulu lembutnya
Matanya yang menyala adalah lampu senter
Manakala kami susuri lorong-lorong gelap kota
Menakuti gerombolan tikus yang senang mengendus
Dengan moncongnya yang beraroma got

Aku pernah mendengar riwayat
Jika kucing merupakan binatang kesayangan nabi
Menyayanginya berarti mencintai nabi
Maka aku pun bersahabat dengan semua kucing di kota ini
Agar bisa dekat dengan nabi.

Cianjur 2010

Biodata:

Khoer Jurzani, lahir di Bogor 22 maret 1987, adalah lulusan Kejar paket C atau setara SMA PKBM ummi kulsum kota sukabumi, sempat bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) sukabumi sebelum hijrah ke cianjur, dan aktif di FLP Cianjur serta Komunitas sastra Cianjur. karya tulisnya yang berjudul, "Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu pilar pembangunan kota sukabumi kedepan", memperoleh juara kedua dalam lomba karya ilmiah tingkat umum.


Jurnal Puisi amper
Pemimpin Redaksi : Alek Subairi
Redaktur Pelaksana : A muttaqin
Dewan Redaksi : Mardi Luhung, Timur Budi Raja, M Fauzi
Redaksi : salamet Wahedi, Umar Fauzi Ballah,
Dody Kristianto, Choirul Wadud
Redaktur Senior : KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Akhudiat
Publikasi : Tzalis Abdul Azis, Ashif Hasanuddin
Sekretaris : Putri Mayasari
ISBN : 978 6028567053
Penerbit : amper media
Penata Letak : Alek Subairi
Desain Sampul : A Muttaqin
Gambar Sampul : “Lelaki Bersayap”
karya Harsono Sapuan
Alamat Redaksi: Babatan III-D, No. 2D. Wiyung, Surabaya
Telp: 085648817032 E-mail: amperpuisi@yahoo.com
Cetakan Pertama: Mei, 2011


Redaksi menerima kiriman naskah puisi, manuskrip puisi yang belum diterbitkan dan esai puisi. Tema esai puisi edisi ke 2 adalah “Membaca Puisi Religi”. Apabila ada perubahan tema, redaksi akan mengumumkan melalui surat terbuka. Kirimkan naskah ke E-mail redaksi: amperpuisi@yahoo.com


UntukPemesanan Hubungi:Putri Mayasari (085648817032)Ashif Hasanuddin (03170964667)Tzalis Abdul Asis 081230239112)
Harga 35.000
(Luar Surabaya tambah ongkos kirim)

Daftar Isi Jurnal Puisi amper edisi 01
Di Bawah Gamelan Gatoloco, Jalan ke Sumber
Silaturrahmi Puisi
bertemu satu kumpulan v

PUISI
Afrizal malna 1
Di Bawah Gamelan Gatoloco
Tamu dari Seorang Waktu
Gloomy Sunday

Alek Subairi 5
Labang
Kembang Pitutur

Asep Sambodja 12
Dokter Lukman yang Kukenal
Kepada Zhu Yong Xia
Tikus Ketua

Aslan Abidin 17
Mongkey Forest
Kota ini, Telah Diserbu Pembenci

Beni Setia 21
Celana Jambon
Amnesia Ironika

Bode Riswandi 23
Dari Catatan Harian Nadja Halilbegovich1 Juni 1992
Dari Catatan Harian Nadja Halilbegovich 26 Mei 1995

Budhi Setyawan 25
Kabut di Kotamu
Petasan

Choirul Wadud 27
Rumah dan Kebun Buah
Daun Nangka Menangkup

Dahta Gautama 30
Kasmaran Umur
Duka itu Tersibak Oleh Gorden
Ketakutan Kawan Akan Malaikat Maut

Dian Hartati 33
Patio
Pergola

Dody Kristianto 36
Tembang
Status

Esha Tegar Putra 39
Di Batang-Batang Pisang
Di Teater

Fahrudin Nasrulloh 45
Wiring Kuning
Hikayat Iblis Sumur Upas

Faisal Imron 49
Kepada Yehuda Amichai
Dongeng
Sebelum Kau Datang

gendut pujiyanto 64
Pada kerinduan
Menziarahi Ayah

Hanna Fransisca 66
Penyeberang Jembatan
Kesalahan Pohon Pepaya

Indra Tjahyadi 73
Sembilu
Bumi Hitam

John Kuan 75
Pagi ini Matahari Tidak Jadi Terbit
Selamat Terbang Bersama Kami!
Aku Memilih Wislawa Szymborska Memilih

Khoer Jurzani 80
Kucing 1
Kucing 2

Lennon Machali 82
Penggali Sumur
Malam di antara Tambatan Perahu

M Faizi 84
Nenek Moyang Ilmu Pengetahuan
Malam Kedua Lebaran
Jemputan

Mahwi Air Tawar 89
Hari Jahanam
Pengantin Tandu

Mashuri 91
Peta Hati
Rol
Amsal Gulma

Mugya S Santosa 96
Kelopak Kemboja
Ulat
Tamasya di Sebuah Dam

Oka Rusmini 99
Misa
Akasia
Yugek

Pringadi Abdi Surya 106
Sonet Kenangan, 2
Meninggalkan Palembang

Putri Hatiningsih 108
Dua Pasang Sepatu
Pada Taman yang Tak Jadi

Ragil Supriyatno Samid 111
Malang, Surabaya,
Malang-Surabaya PP
Song for Rendezvous Dream with Ratna

Ramon Damora 113
Penyelingkuh
Muaramahat

Ririe Rengganis 115
Pasar Kembang
Savitri

Romi Zarman 118
Perulangan
Kelelawar
Di Bandara

S Yoga 121
Kerang
Amongraga
Muara

Saiful Hadjar 125
Pengorbanan
Dimensi Samudra

Syarifuddin Dea 127
Tembang Darah Bulan Agustus
Berteduh di Pengungsianmu
Siapa Berani Menyeteru

Tengsoe Tjahjono 131
Pedro, Katakan Bagaimana Rasanya Menuggu
Kwatrin Ibunda
Pusar

Timur Budi Raja 136
Pekarangan
Jumo

Toni Lesmana 139
Kau
Menulis Namamu

W Haryanto 141
Apparition of Face and Fruit dish on a Beach
Januari, dari Sebuah Perairan

Yayan R Triyansyah 147
Tusuk Sate
Pada Suatu Pendakian

Yudi Setiawan 149
Rumah itu Untuk Semua Orang
Taman sari

Pengantar Manuskrip 155
“Keluarga Besar Jagat Puisi”, Mardi Luhung

Manuskrip Puisi Akhudiat 157-178
Doa Kecil
1000 km Cari Cinta
Ayat Air
Pasar
Jalan Babi
Aho, New York, 1976
Kopi Pagi & Tundra
Ziarah Laut
Jalan ke Sumber
Keputran
Gerbong Miring (Revisited)
Istighfar di Lorong Maktab

Esai
Ahmad Kekal Hamdani 181
Sungai dan Ladang yang Menikah

Ahmad Muhakkam el-Zein 186
Puisi, Keindahan dan Kegelapan

Bandung Mawardi 191
Jerat dan Sekarat

Hikmat Gumelar 195
Uluran Tangan

Biodata 197

1 komentar:

Anonim mengatakan...

selamat untuk dimuatnya. mau nanya, kalo puisinya dimuat di jurnal puisi tsb, penulisnya dapet honor gak? thanks

Posting Komentar