Tuhan, sudah lama kita tidak saling sapa, lidahku selalu kelu saat hendak menyeru nama-Mu, seperti juga jemariku yang beku, tidak menulis apa-apa, tidak menyentuh apa-apa, sementara waktu terus melaju, meninggalkanku yang belum menghasilkan apa-apa.
Tuhan, apa kabar-MU…?
Di tempat ini aku kok selalu kesepian, merasa tidak bisa apa-apa, tidak punya siapa-siapa, merasa sangat sakit, sangat kosong, hitam.
Maapkan aku, Tuhan..
Bunga popi di sekelilingku telah membuatku mabuk, apa aku akan terus seperti ini
: Hina, kotor, pemalas, pembual, ingkar
Aku menghisap aroma bunga popi dari semenjak kecil, saat ayah dan ibu berpisah, dan tidak bersatu lagi…
Aku begini, apa peduli-MU…
Aku sempat bermimpi untuk hidup normal seperti orang lain, bisa sekolah, punya rumah, punya kekasih, memiliki pekerjaan yang baik
Namun, apa peduli-MU..
Tuhan, aku sudah sangat sakit, belum dapat mengurai hikmah dari setiap episode yang di lalui
Tuhan, aku rindu pada-MU..
Tuhan, aku ingin menjadi puisi yang terlahir dari seorang pujangga pilihan-MU, agar bisa seperti Muhammad, yang mencintai-MU dengan seutuhnya
Aku ingin menjadi sebuah cerita, yang bisa di kenang dan di cinta, yang dapat membangunkan lelap daun-daun, pergi ke rumah-Mu di pagi sunyi
Tuhan, sudah lama aku tidak pernah meminta apa-apa dari-Mu, ampunilah segala kesombonganku, sebab bibir ini sudah bisu, kering tuk memohon ampunan-Mu
Tuhan,
”Aku berlindung kepada-MU yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita….”
Tuhan, aku sangat berharap Engkau membalas suratku yang tidak seberapa ini….
Amin.
Cianjur 2009
0 komentar:
Posting Komentar