"Lukislah apa yang ada di hadapanmu" tutur seorang pelukis, ketika aku dan kang Yusuf gigan bertamu ke rumahnya. Dan malam itu, ketika aku ingin sekali menulis sesuatu, aku pun menulis apa yang benar-benar ada di depan mata; seekor kucing yang tiap malam tidur di kamarku, menyebabkan tikus yang biasa hilir mudik di tempat tidur tidak berani mendekat.
Ketika menulis itu, aku teringat pada aktivitasku dulu, ketika masih sering berjalan malam-malam di tengah kota, orang lain menyebutku pedagang asongan, namun aku lebih senang berjalan menyusuri gang-gang gelap, sepi, kotor ketimbang lalu lalang di keramaian mencari pembeli, melihat orang-orang yang tidur berderet di mushola pasar, di lapak pakaian bekas, di trotoar. Aku pun sering tidur di pasar yang sudah sepi tersebut, ketika bangun, rokok dan barang-barang dagangannku sudah hilang di curi, atau paling mujur, pernah juga di pukuli tiga orang preman karena di anggap mengganggu tidur mereka.
Aku suka dengan dini hari di kota Sukabumi, lengang, temaram.
Pengalaman itulah yang mendasari aku untuk menulis puisi ini, betapa nikmatnya udara malam, tidak seperti sekarang, sebagai buruh aku tidak kuat begadang, sebab aktivitasku sekarang lebih banyak di waktu siang, dan malam hari aku harus tidur, kalau tidak, besoknya bisa kena marah bos karena mengantuk.
Merupakan sebuah keajaiban jika ada satu dua karyaku yang di muat di sebuah jurnal, atau kelak di muat di koran, buku, atau majalah misalnya.
Terimakasih yang tidak terhingga kepada semua sahabat yang terus mendorong saya untuk berkarya di tengah segala keterbatasan yang ada :)
Terimakasih juga kepada Kang Faisal syahreza yang sudah mencantumkan satu bait di puisi Kucing ini pada cerpennya yang berjudul Kucing Keempat, di muat di lampung post. Dapat di baca di:
http://www.sriti.com/story_view.php?key=3828
Salam hangat
Kucing 1
Kucing yang tiap malam tidur bersamaku
Di atas lantai tanpa tikar
Tidak akan terjaga sebelum jemariku mengelus kepalanya.
Seperti halnya diriku, kucing itu senang sekali tidur
Seolah ruhnya sedang tamasya dan lupa pulang ke raga
Padahal kita sama-sama memejamkan mata selepas isya.
Tidak ada dengkur, hanya perutnya turun naik dengan teratur.
Aku adalah tukang tidur
Di manapun, tanpa bantal dan kasur, aku bisa mendengkur
Apabila tidur malamku kurang,
Siang hari jalanan akan nampak lebih panjang
Aku akan sangat mengantuk,
Putraku tewas tertabrak truk karena supirnya mengantuk
Tapi malam ini trotoar tempat kami biasa terlelap
Dipenuhi orang-orang yang entah berasal darimana.
Tidur mereka seperti tidur abadi barisan prajurit.
Khusuk sekali.
Aku dan kucing pun berjalan menapaki debu
Mencari tempat lain untuk terlelap
Sebelum angin malam terasa lebih dingin dan jahat.
Cianjur 2010
Kucing 2
Dengan senang hati kubagi sebungkus nasi
Yang aku peroleh dari tempat sampah
Dengan seekor kucing, yang kupercaya
Adalah titisan putraku tercinta.
Aku mencintainya, sebagaimana aku mencintai hujan
Yang turun perlahan
Basahi luka yang tertoreh tadi pagi
Saat pemilik kios menghardik dan mengusirku
Sebagaimana pengembara
Kami saling menjaga
Kadang, tatkala tidak kudapati selembar kardus pun
Untuk melindungi tubuh dari hawa dingin
Kucing menyelimuti kulitku dengan bulu-bulu lembutnya
Matanya yang menyala adalah lampu senter
Manakala kami susuri lorong-lorong gelap kota
Menakuti gerombolan tikus yang senang mengendus
Dengan moncongnya yang beraroma got
Aku pernah mendengar riwayat
Jika kucing merupakan binatang kesayangan nabi
Menyayanginya berarti mencintai nabi
Maka aku pun bersahabat dengan semua kucing di kota ini
Agar bisa dekat dengan nabi.
Cianjur 2010
Biodata:
Khoer Jurzani, lahir di Bogor 22 maret 1987, adalah lulusan Kejar paket C atau setara SMA PKBM ummi kulsum kota sukabumi, sempat bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) sukabumi sebelum hijrah ke cianjur, dan aktif di FLP Cianjur serta Komunitas sastra Cianjur. karya tulisnya yang berjudul, "Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu pilar pembangunan kota sukabumi kedepan", memperoleh juara kedua dalam lomba karya ilmiah tingkat umum.
Jurnal Puisi amper
Pemimpin Redaksi : Alek Subairi
Redaktur Pelaksana : A muttaqin
Dewan Redaksi : Mardi Luhung, Timur Budi Raja, M Fauzi
Redaksi : salamet Wahedi, Umar Fauzi Ballah,
Dody Kristianto, Choirul Wadud
Redaktur Senior : KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Akhudiat
Publikasi : Tzalis Abdul Azis, Ashif Hasanuddin
Sekretaris : Putri Mayasari
ISBN : 978 6028567053
Penerbit : amper media
Penata Letak : Alek Subairi
Desain Sampul : A Muttaqin
Gambar Sampul : “Lelaki Bersayap”
karya Harsono Sapuan
Alamat Redaksi: Babatan III-D, No. 2D. Wiyung, Surabaya
Telp: 085648817032 E-mail: amperpuisi@yahoo.com
Cetakan Pertama: Mei, 2011
Redaksi menerima kiriman naskah puisi, manuskrip puisi yang belum diterbitkan dan esai puisi. Tema esai puisi edisi ke 2 adalah “Membaca Puisi Religi”. Apabila ada perubahan tema, redaksi akan mengumumkan melalui surat terbuka. Kirimkan naskah ke E-mail redaksi: amperpuisi@yahoo.com
UntukPemesanan Hubungi:Putri Mayasari (085648817032)Ashif Hasanuddin (03170964667)Tzalis Abdul Asis 081230239112)
Harga 35.000
(Luar Surabaya tambah ongkos kirim)
Daftar Isi Jurnal Puisi amper edisi 01
Di Bawah Gamelan Gatoloco, Jalan ke Sumber
Silaturrahmi Puisi
bertemu satu kumpulan v
PUISI
Afrizal malna 1
Di Bawah Gamelan Gatoloco
Tamu dari Seorang Waktu
Gloomy Sunday
Alek Subairi 5
Labang
Kembang Pitutur
Asep Sambodja 12
Dokter Lukman yang Kukenal
Kepada Zhu Yong Xia
Tikus Ketua
Aslan Abidin 17
Mongkey Forest
Kota ini, Telah Diserbu Pembenci
Beni Setia 21
Celana Jambon
Amnesia Ironika
Bode Riswandi 23
Dari Catatan Harian Nadja Halilbegovich1 Juni 1992
Dari Catatan Harian Nadja Halilbegovich 26 Mei 1995
Budhi Setyawan 25
Kabut di Kotamu
Petasan
Choirul Wadud 27
Rumah dan Kebun Buah
Daun Nangka Menangkup
Dahta Gautama 30
Kasmaran Umur
Duka itu Tersibak Oleh Gorden
Ketakutan Kawan Akan Malaikat Maut
Dian Hartati 33
Patio
Pergola
Dody Kristianto 36
Tembang
Status
Esha Tegar Putra 39
Di Batang-Batang Pisang
Di Teater
Fahrudin Nasrulloh 45
Wiring Kuning
Hikayat Iblis Sumur Upas
Faisal Imron 49
Kepada Yehuda Amichai
Dongeng
Sebelum Kau Datang
gendut pujiyanto 64
Pada kerinduan
Menziarahi Ayah
Hanna Fransisca 66
Penyeberang Jembatan
Kesalahan Pohon Pepaya
Indra Tjahyadi 73
Sembilu
Bumi Hitam
John Kuan 75
Pagi ini Matahari Tidak Jadi Terbit
Selamat Terbang Bersama Kami!
Aku Memilih Wislawa Szymborska Memilih
Khoer Jurzani 80
Kucing 1
Kucing 2
Lennon Machali 82
Penggali Sumur
Malam di antara Tambatan Perahu
M Faizi 84
Nenek Moyang Ilmu Pengetahuan
Malam Kedua Lebaran
Jemputan
Mahwi Air Tawar 89
Hari Jahanam
Pengantin Tandu
Mashuri 91
Peta Hati
Rol
Amsal Gulma
Mugya S Santosa 96
Kelopak Kemboja
Ulat
Tamasya di Sebuah Dam
Oka Rusmini 99
Misa
Akasia
Yugek
Pringadi Abdi Surya 106
Sonet Kenangan, 2
Meninggalkan Palembang
Putri Hatiningsih 108
Dua Pasang Sepatu
Pada Taman yang Tak Jadi
Ragil Supriyatno Samid 111
Malang, Surabaya,
Malang-Surabaya PP
Song for Rendezvous Dream with Ratna
Ramon Damora 113
Penyelingkuh
Muaramahat
Ririe Rengganis 115
Pasar Kembang
Savitri
Romi Zarman 118
Perulangan
Kelelawar
Di Bandara
S Yoga 121
Kerang
Amongraga
Muara
Saiful Hadjar 125
Pengorbanan
Dimensi Samudra
Syarifuddin Dea 127
Tembang Darah Bulan Agustus
Berteduh di Pengungsianmu
Siapa Berani Menyeteru
Tengsoe Tjahjono 131
Pedro, Katakan Bagaimana Rasanya Menuggu
Kwatrin Ibunda
Pusar
Timur Budi Raja 136
Pekarangan
Jumo
Toni Lesmana 139
Kau
Menulis Namamu
W Haryanto 141
Apparition of Face and Fruit dish on a Beach
Januari, dari Sebuah Perairan
Yayan R Triyansyah 147
Tusuk Sate
Pada Suatu Pendakian
Yudi Setiawan 149
Rumah itu Untuk Semua Orang
Taman sari
Pengantar Manuskrip 155
“Keluarga Besar Jagat Puisi”, Mardi Luhung
Manuskrip Puisi Akhudiat 157-178
Doa Kecil
1000 km Cari Cinta
Ayat Air
Pasar
Jalan Babi
Aho, New York, 1976
Kopi Pagi & Tundra
Ziarah Laut
Jalan ke Sumber
Keputran
Gerbong Miring (Revisited)
Istighfar di Lorong Maktab
Esai
Ahmad Kekal Hamdani 181
Sungai dan Ladang yang Menikah
Ahmad Muhakkam el-Zein 186
Puisi, Keindahan dan Kegelapan
Bandung Mawardi 191
Jerat dan Sekarat
Hikmat Gumelar 195
Uluran Tangan
Biodata 197
Ketika menulis itu, aku teringat pada aktivitasku dulu, ketika masih sering berjalan malam-malam di tengah kota, orang lain menyebutku pedagang asongan, namun aku lebih senang berjalan menyusuri gang-gang gelap, sepi, kotor ketimbang lalu lalang di keramaian mencari pembeli, melihat orang-orang yang tidur berderet di mushola pasar, di lapak pakaian bekas, di trotoar. Aku pun sering tidur di pasar yang sudah sepi tersebut, ketika bangun, rokok dan barang-barang dagangannku sudah hilang di curi, atau paling mujur, pernah juga di pukuli tiga orang preman karena di anggap mengganggu tidur mereka.
Aku suka dengan dini hari di kota Sukabumi, lengang, temaram.
Pengalaman itulah yang mendasari aku untuk menulis puisi ini, betapa nikmatnya udara malam, tidak seperti sekarang, sebagai buruh aku tidak kuat begadang, sebab aktivitasku sekarang lebih banyak di waktu siang, dan malam hari aku harus tidur, kalau tidak, besoknya bisa kena marah bos karena mengantuk.
Merupakan sebuah keajaiban jika ada satu dua karyaku yang di muat di sebuah jurnal, atau kelak di muat di koran, buku, atau majalah misalnya.
Terimakasih yang tidak terhingga kepada semua sahabat yang terus mendorong saya untuk berkarya di tengah segala keterbatasan yang ada :)
Terimakasih juga kepada Kang Faisal syahreza yang sudah mencantumkan satu bait di puisi Kucing ini pada cerpennya yang berjudul Kucing Keempat, di muat di lampung post. Dapat di baca di:
http://www.sriti.com/story_view.php?key=3828
Salam hangat
Kucing 1
Kucing yang tiap malam tidur bersamaku
Di atas lantai tanpa tikar
Tidak akan terjaga sebelum jemariku mengelus kepalanya.
Seperti halnya diriku, kucing itu senang sekali tidur
Seolah ruhnya sedang tamasya dan lupa pulang ke raga
Padahal kita sama-sama memejamkan mata selepas isya.
Tidak ada dengkur, hanya perutnya turun naik dengan teratur.
Aku adalah tukang tidur
Di manapun, tanpa bantal dan kasur, aku bisa mendengkur
Apabila tidur malamku kurang,
Siang hari jalanan akan nampak lebih panjang
Aku akan sangat mengantuk,
Putraku tewas tertabrak truk karena supirnya mengantuk
Tapi malam ini trotoar tempat kami biasa terlelap
Dipenuhi orang-orang yang entah berasal darimana.
Tidur mereka seperti tidur abadi barisan prajurit.
Khusuk sekali.
Aku dan kucing pun berjalan menapaki debu
Mencari tempat lain untuk terlelap
Sebelum angin malam terasa lebih dingin dan jahat.
Cianjur 2010
Kucing 2
Dengan senang hati kubagi sebungkus nasi
Yang aku peroleh dari tempat sampah
Dengan seekor kucing, yang kupercaya
Adalah titisan putraku tercinta.
Aku mencintainya, sebagaimana aku mencintai hujan
Yang turun perlahan
Basahi luka yang tertoreh tadi pagi
Saat pemilik kios menghardik dan mengusirku
Sebagaimana pengembara
Kami saling menjaga
Kadang, tatkala tidak kudapati selembar kardus pun
Untuk melindungi tubuh dari hawa dingin
Kucing menyelimuti kulitku dengan bulu-bulu lembutnya
Matanya yang menyala adalah lampu senter
Manakala kami susuri lorong-lorong gelap kota
Menakuti gerombolan tikus yang senang mengendus
Dengan moncongnya yang beraroma got
Aku pernah mendengar riwayat
Jika kucing merupakan binatang kesayangan nabi
Menyayanginya berarti mencintai nabi
Maka aku pun bersahabat dengan semua kucing di kota ini
Agar bisa dekat dengan nabi.
Cianjur 2010
Biodata:
Khoer Jurzani, lahir di Bogor 22 maret 1987, adalah lulusan Kejar paket C atau setara SMA PKBM ummi kulsum kota sukabumi, sempat bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) sukabumi sebelum hijrah ke cianjur, dan aktif di FLP Cianjur serta Komunitas sastra Cianjur. karya tulisnya yang berjudul, "Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu pilar pembangunan kota sukabumi kedepan", memperoleh juara kedua dalam lomba karya ilmiah tingkat umum.
Jurnal Puisi amper
Pemimpin Redaksi : Alek Subairi
Redaktur Pelaksana : A muttaqin
Dewan Redaksi : Mardi Luhung, Timur Budi Raja, M Fauzi
Redaksi : salamet Wahedi, Umar Fauzi Ballah,
Dody Kristianto, Choirul Wadud
Redaktur Senior : KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Akhudiat
Publikasi : Tzalis Abdul Azis, Ashif Hasanuddin
Sekretaris : Putri Mayasari
ISBN : 978 6028567053
Penerbit : amper media
Penata Letak : Alek Subairi
Desain Sampul : A Muttaqin
Gambar Sampul : “Lelaki Bersayap”
karya Harsono Sapuan
Alamat Redaksi: Babatan III-D, No. 2D. Wiyung, Surabaya
Telp: 085648817032 E-mail: amperpuisi@yahoo.com
Cetakan Pertama: Mei, 2011
Redaksi menerima kiriman naskah puisi, manuskrip puisi yang belum diterbitkan dan esai puisi. Tema esai puisi edisi ke 2 adalah “Membaca Puisi Religi”. Apabila ada perubahan tema, redaksi akan mengumumkan melalui surat terbuka. Kirimkan naskah ke E-mail redaksi: amperpuisi@yahoo.com
UntukPemesanan Hubungi:Putri Mayasari (085648817032)Ashif Hasanuddin (03170964667)Tzalis Abdul Asis 081230239112)
Harga 35.000
(Luar Surabaya tambah ongkos kirim)
Daftar Isi Jurnal Puisi amper edisi 01
Di Bawah Gamelan Gatoloco, Jalan ke Sumber
Silaturrahmi Puisi
bertemu satu kumpulan v
PUISI
Afrizal malna 1
Di Bawah Gamelan Gatoloco
Tamu dari Seorang Waktu
Gloomy Sunday
Alek Subairi 5
Labang
Kembang Pitutur
Asep Sambodja 12
Dokter Lukman yang Kukenal
Kepada Zhu Yong Xia
Tikus Ketua
Aslan Abidin 17
Mongkey Forest
Kota ini, Telah Diserbu Pembenci
Beni Setia 21
Celana Jambon
Amnesia Ironika
Bode Riswandi 23
Dari Catatan Harian Nadja Halilbegovich1 Juni 1992
Dari Catatan Harian Nadja Halilbegovich 26 Mei 1995
Budhi Setyawan 25
Kabut di Kotamu
Petasan
Choirul Wadud 27
Rumah dan Kebun Buah
Daun Nangka Menangkup
Dahta Gautama 30
Kasmaran Umur
Duka itu Tersibak Oleh Gorden
Ketakutan Kawan Akan Malaikat Maut
Dian Hartati 33
Patio
Pergola
Dody Kristianto 36
Tembang
Status
Esha Tegar Putra 39
Di Batang-Batang Pisang
Di Teater
Fahrudin Nasrulloh 45
Wiring Kuning
Hikayat Iblis Sumur Upas
Faisal Imron 49
Kepada Yehuda Amichai
Dongeng
Sebelum Kau Datang
gendut pujiyanto 64
Pada kerinduan
Menziarahi Ayah
Hanna Fransisca 66
Penyeberang Jembatan
Kesalahan Pohon Pepaya
Indra Tjahyadi 73
Sembilu
Bumi Hitam
John Kuan 75
Pagi ini Matahari Tidak Jadi Terbit
Selamat Terbang Bersama Kami!
Aku Memilih Wislawa Szymborska Memilih
Khoer Jurzani 80
Kucing 1
Kucing 2
Lennon Machali 82
Penggali Sumur
Malam di antara Tambatan Perahu
M Faizi 84
Nenek Moyang Ilmu Pengetahuan
Malam Kedua Lebaran
Jemputan
Mahwi Air Tawar 89
Hari Jahanam
Pengantin Tandu
Mashuri 91
Peta Hati
Rol
Amsal Gulma
Mugya S Santosa 96
Kelopak Kemboja
Ulat
Tamasya di Sebuah Dam
Oka Rusmini 99
Misa
Akasia
Yugek
Pringadi Abdi Surya 106
Sonet Kenangan, 2
Meninggalkan Palembang
Putri Hatiningsih 108
Dua Pasang Sepatu
Pada Taman yang Tak Jadi
Ragil Supriyatno Samid 111
Malang, Surabaya,
Malang-Surabaya PP
Song for Rendezvous Dream with Ratna
Ramon Damora 113
Penyelingkuh
Muaramahat
Ririe Rengganis 115
Pasar Kembang
Savitri
Romi Zarman 118
Perulangan
Kelelawar
Di Bandara
S Yoga 121
Kerang
Amongraga
Muara
Saiful Hadjar 125
Pengorbanan
Dimensi Samudra
Syarifuddin Dea 127
Tembang Darah Bulan Agustus
Berteduh di Pengungsianmu
Siapa Berani Menyeteru
Tengsoe Tjahjono 131
Pedro, Katakan Bagaimana Rasanya Menuggu
Kwatrin Ibunda
Pusar
Timur Budi Raja 136
Pekarangan
Jumo
Toni Lesmana 139
Kau
Menulis Namamu
W Haryanto 141
Apparition of Face and Fruit dish on a Beach
Januari, dari Sebuah Perairan
Yayan R Triyansyah 147
Tusuk Sate
Pada Suatu Pendakian
Yudi Setiawan 149
Rumah itu Untuk Semua Orang
Taman sari
Pengantar Manuskrip 155
“Keluarga Besar Jagat Puisi”, Mardi Luhung
Manuskrip Puisi Akhudiat 157-178
Doa Kecil
1000 km Cari Cinta
Ayat Air
Pasar
Jalan Babi
Aho, New York, 1976
Kopi Pagi & Tundra
Ziarah Laut
Jalan ke Sumber
Keputran
Gerbong Miring (Revisited)
Istighfar di Lorong Maktab
Esai
Ahmad Kekal Hamdani 181
Sungai dan Ladang yang Menikah
Ahmad Muhakkam el-Zein 186
Puisi, Keindahan dan Kegelapan
Bandung Mawardi 191
Jerat dan Sekarat
Hikmat Gumelar 195
Uluran Tangan
Biodata 197