Sudah lama tidak curhat, berbicara sepuasnya tentang apa yang aku alami hari ini dan kemarin dan kemarinnya lagi. Kalau pun tidak ada yang berkenan membaca tidak apa-apa, menulis sudah menjadi kebutuhan saya kok, kalau tidak menulis, ya seperti inilah saya, akan jadi kacau, banyak sampah di dalam otak dan hati saya yang mesti dibersihkan, salah satu cara membersihkannya tidak lain dengan menulis. Bersihkan hati dengan menulis. Haha. Sudah lama tidak menulis cerpen, menulis puisi, dan, tadi siang saya jalan-jalan ke perpustakaan dan toko buku, hasrat menulis sebuah novel pun kembali menyala di dalam diri saya. Saya ingin membuat sesuatu, meski pun sebuah buku tipis, sebuah cerita panjang, semacam novelet. Ah dari dulu keinginan itu belum juga dikabulkan oleh diri saya, ya bagaimana Tuhan akan mendengar permohonan saya, lha sayanya sendiri belum bergerak kemana-mana.
Aku lihat dari balik jedela hujan kecil-kecil masih turun. Sebatang kara di kamar, mendengarkan my immortal-nya Evanascene, memikirkan diri yang usia 24.
Di jalan, sepulangnya dari toko buku dan mengantarkan froposal pertunjukan puisi ke beberapa sekolah, aku bertemu dengan seorang teman Paket C atau SMA, teman dekat, yang, entah berapa tahun tidak bertemu, dan pas bertemu, dia bilang sudah punya bayi berusia delapan bulan. Duh teman-temanku sudah pada punya kehidupan yang seru sepertinya. Aku kapan ya.. hahay melebay.
Aku sendiri nyaman kok dengan hari-hariku saat ini, meskipun jika dipikirkan lagi, betapa seramnya, seperti sebuah gambar hitam putih yang goyang-goyang di depan layar. Menunggu pecah. Banyak sekali hal yang menggelisahkan. Yang tidak menyamankan orang lain, contohnya orang tuaku. Dalam benak mereka, mau jadi apa anakku ini, kok dari dulu hidupnya begitu-begitu mulu, datar, kemana-mana masih senang jalan kaki kayak orang tidak waras, hoho.
Jalan kaki sehat kok buat kantong. Dari dulu itulah yang selalu menggelisahkanku, meski aku sendiri sangat santai menjalani hari, tapi tetap aku iri juga melihat teman-temanku punya kehidupan yang lebih maju, terbang meninggalkanku seorang.
Saat hujan turun kecil-kecil seperti inilah, (eh sekarang Jewel lagi nyanyi di winampku, Stay Here Forever) aku suka ingat hari-hariku di gudang, ya ampun aku tidak menyangka bisa keluar dari tempat yang penuh kenangan itu, tidak mungkin aku bisa kembali ke sana, kalau ingat, betapa puitisnya hari-hariku, hujan-hujan, lari-lari menyeberangi jalan, membeli cemilan ke kios rokok. Hujan-hujan, kedinginan di gudang, lari-lari ke warnet demi update status…
Sekarang pun kehidupanku tidak kalah puitis kok, rame dan banyak sekali orang ! orang-orang hebat, para seniman muda itu, di gedung kesenian gitu, di sanggar sastra hahaha. Yang karena aku belum memiliki pemasukan buat hidup di Cianjur, aku harus kembali ke rumah Di Sukabumi, kerja sedikit-sedikit buat biaya sehari-hari.
Banyak yang tidak sempat aku tuliskan mengenai hari-hariku beberapa minggu ini. Misalnya ketika aku diundang berbicara di SMANSA pada acara menulis, satu minggu kemudian diundang ke Universitas Suryakencana Cianjur untuk bedah buku, karena bukunya tidak terbit akhirnya tidak dating, sabar bukunya pasti terbit kok, kataku sambil mengelus dada.
Ya menerbitkan buku, duh.. teman yang aku temui tadi di jalan bilang, dia sekarang punya percetakan yang dikelola bareng suaminya di rumahnya, hm kapan-kapan bisa deh hubungi dia kalau ada modal buat menerbitkan buku.
Oh ya pengumuman, buku Ushul pikih belum aku beli, padahal kata dosennya itu wajib dibeli kalau tidak, aku tidak boleh ikut ujian, hahay, aku malah beli buku Keajaiban di Pasar Senen, buku cerpen Budi darma, dan buku proses kreatif menulis beberapa penulis, ketimbang mendahulukannya 50 ribu!
Akhir-akhir ini aku memang kurang fokus. Aku jualan keripik di kampus, aku ikut Pramuka di kampus, ikut kegiatan organisasi, menghapal tugas dari dosen, yang tidak pernah mendapat nilai lebih dari tujuh itu, ikut jadi panitia pementasan puisi 7 kota, nulis catatan-catatan yang tidak karuan, mengirim esai-esai pendek ke Koran Cianjur ekspres, lalu lonjak-lonjak melihat photoku nampang di Koran, melihat dan mendengar anak-anak sanggar baca puisi, main gitar, main jimbe, tiduran, makan, jalan-jalan, tidur lagi, makan lagi, jalan kaki ke kampus, ke sanggar lagi, tidur lagi, baca, bolak-balik Sukabumi-Cianjur, dimarahi orangtua, kesal sama salah seorang yang suka minjem suatu hal tapi tidak mau mengembalikan.
Melihat teman-teman di Cianjur pada menerbitkan novel, buku puisi, karyanya menang lomba di tingkat nasional, ya anak-anak sanggar memang pada keren, semuanya jawara, lha aku, aku kan lagi fokus di awal-awal kuliah, hehe alasan banget.
Entah kuliah juga belum bayar UTS, padahal hari senin ini UTS, jumat sampai minggu-nya aku pementasan puisi di Cipanas, aku ikut dong, bantu-bantu bawa kardus dan apa saja lah yang penting diajak haha.
Kacau ya diriku.
Only when i slep. The coors nyanyi buatku.
Only when i slep. The coors nyanyi buatku.
Sukabumi 2011, saat hujan kecil-kecil terjun ke selokan dan jalan-jalan.
0 komentar:
Posting Komentar